“Dalam hidup ini sadar tidak sadar manusia membutuhkan orang lain”, ucap seorang Sri Maria Patty saat membuka kesaksiannya. Dia melanjutkan, “Rasanya jatuh cinta ya gimana ya.. spontan aja”.
Alex merupakan teman kuliahnya. Mereka saling berkomunikasi dengan sangat efektif. “Pokoknya kalau sudah ketemu langsung plong, ngangenin gitu,“ ungkap Sri berbunga-bunga.
“Alex itu pribadi yang melindungi, tipe mau berkorban, sayang sama pasangan, dimana saya butuh selalu ada, benar –benar setia, bahkan bisa berbagi rasa baik suka maupun duka” tambah Sri sambil bernostalgia saat itu.
Pada sat itu Sri dan Alex berada di Purwakarta, sedangkan orang tua Sri berada di Karawang. Karena kurangnya pengawasan, Sri dan Alex sangat bebas dalam berpacaran. Suatu hari saat sedang makan siang, Sri dan Alex kepergok sedang berduaan oleh ibu Sri yang baru saja datang dari Karawang. Seketika itu juga mereka lari untuk menghindari amarah ibu Sri.
Pada dasarnya orang tua Sri tidak menyetujui hubungan mereka. Hal ini disebabkan karena sikap Alex yang tidak sopan pada orang tua. Namun, Sri tetap mempertahankan Alex untuk menjadi jodohnya. Seiringnya waktu Sri dan Alex pun menikah. Pernikahan mereka tanpa restu orang tua Sri. Mereka hidup dalam pelarian.
Saat menjalani masa-masa pernikahan, mereka sangat menantikan seorang anak. Namun, sayangnya Alex mandul. Walaupun demikian, pernikahan mereka tetap berjalan seperti biasa. Orang tua Alex sangat menginginkan seorang cucu, walaupun tidak disalurkan melalui ucapan, namun Sri yakin bahwa mertuanya tersebut sangat ingin menimang cucu.
Seiring berjalannya waktu, Sri melihat banyak kejanggalan yang terjadi pada suaminya. Alex sering tidak pulang ke rumah. Tapi, namanya bangkai pasti akan tercium juga. Teman dari Alex datang ke rumah dan memberitahukan Sri bahwa suaminya tersebut sudah menikah dengan perempuan lain bahkan sudah mempunyai anak.
“Hati istri mana yang tidak mengalami hancur saat mendengar suaminya berselingkuh?” ungkap Sri. Kemudian Sri tetap bertekad untuk tetap sabar untuk hidup sendiri walaupun suaminya sudah mengkhianatinya. Sering kali saat Sri membuka foto album pacaran dan pernikahan, rasa sedih sering menghampirinya. Sampai pada suatu saat dia membaca alkitab dan menemukan sebuah ayat yang sangat memberikan kekuatan kepadanya.
Yohanes 8 : 2-11, "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu”.
Sri mengingat bahwa suaminya telah berzinah dan yang dia lakukan haruslah mengampuni. “Tuhan saja mengampuni, masa saya hanya manusia tidak bisa mengampuni” kata Sri sambil mengingat masa itu.
Sejak saat itu, Sri mulai mengampuni suaminya. Dalam pengampunan selalu ada kebebasan dan mujizat. Suatu hari Alex pulang ke rumah, saat Sri sedang berada di teras bersama-sama dengan temannya. Ini adalah sebuah mujizat dari pengampunan Sri kepada suaminya. Akhirnya selama 16 tahun dipisahkan, mereka dipersatukan juga. Namun, suatu hari saat Alex sedang menonton televisi, tiba-tiba Sri menemukan Alex sudah tak bernyawa di lantai.
Sri sangat terpukul dengan kepergian Alex. Baginya mengharapkan kesetiaan manusia adalah sia-sia, namun mengharapkan kesetiaan Tuhan adalah kekekalan yang tidak pernah mengecewakan. Namun Sri bersyukur bahwa Tuhan sudah menyatukan mereka selama 2 tahun setelah dipisahkan selama 16 tahun.
Sumber : Sri Maria Patty