Kehendak-Nya lah yang Jadi…
Sumber: littleorange13l06.blogspot.com

Kata Alkitab / 14 June 2016

Kalangan Sendiri

Kehendak-Nya lah yang Jadi…

Lori Official Writer
5298

Adalah seorang tua yang tinggal di sebuah desa. Ia sangat miskin, tetapi raja-raja iri padanya karena ia memiliki kuda putih yang sangat indah.

Banyak diantara raja yang sudah menawar kuda tersebut dengan harga yang cukup tinggi, tetapi orang tua itu menolak. Meskipun ia begitu miskin, namun ia tak ingin menjual kuda itu. Ia berkata, “Kuda ini sudah seperti anggota keluarga bagi saya. Bagaimana mungkin Anda menjual anggota keluarga sendiri?”

Suatu pagi, orang tua itu menemukan kudanya tak ada di kandang. Setelah mendengar berita itu, penduduk desa berkumpul di luar rumahnya dan mulai melayangkan kata-kata kasar dan pedas kepadanya. “Kamu bodoh orang tua! Kami tahu bahwa suatu hari nanti, kuda berharga itu akan dicuri. Lebih baik Anda jual. Ini kemalangan buat Anda!”

Ia lalu menjawab, “Anda terlalu jauh menilai. Sederhananya, kuda itu tidak di kandang adalah fakta. Tetapi pendapat Anda apakah itu sebuah kemalangan atau berkat bagi saya, kita tidak tahu. Siapa yang tahu kejadian selanjutnya?”

Mereka semuapun menertawakan orang tua itu. Mereka berpikir bahwa dia sudah gila.

Hari demi hari berlalu, sang kuda sudah menghilang selama lima belas hari lamanya. Tepat di suatu malam, kuda itupun kembali. Rupanya kuda tersebut tidak dicuri, tetapi melarikan diri untuk sementara waktu ke dalam hutan. Tidak hanya kembali seorang diri, dia juga membawa selusin kuda liar lain yang begitu indah parasnya.

Setelah mendengar kabar itu, para penduduk desa kembali berkumpul di luar rumahorang tua itu dan memujinya. “Hai orang tua, kau benar. Ini bukan sebuah kemalangan, tetapi ini adalah berkat.”

Orang tua itu lalu berkata, “Sekali lagi, Anda terlalu jauh. Siapa yang tahu apakah itu berkat atau bukan? Ini hanyalah bagian dari gambaran yang lengkap. Bagaimana Anda bisa menilai seluruh buku dengan hanya membaca satu kalimat dari buku itu?”

Kali ini, penduduk desa tidak bisa berkata-kata, tetapi mereka yakin bahwa pemikiran itu salah. Dua belas kuda yang indah itupun datang menghampirinya bersama dengan kuda kesayangannya tanpa usaha apapun.

Kuda-kuda itupun dilatih oleh putranya. Namun sayang, masih hanya berselang satu minggu, sang anak terjatuh dari salah satu kuda dan mengalami patah kaki. Setelah mendengar hal itu, penduduk desa kembali berkumpul di luar rumah orang tua itu. Lagi-lagi mereka mulai melontarkan kata-kata menyakitkan. “Sekali lagi, Anda terbukti benar. Anda orang tua yang bijak! Kedatangan dua belas kuda itu ternyata membelikan kemalangan besar! Satu-satunya anak Anda telah kehilangan kakinya dan Anda tak lagi memiliki seorang pun untuk mengurus Anda. Anda bisa lebih miskin dari sebelumnya!”

Lalu dengan tegas dia berkata, “Kalian benar-benar terobsesi dengan penghakiman! Tidak perlu sejauh itu. Katakan saja kaki anak saya rusak. Tidak ada yang tahu apakah ini musibah atau berkat. Kehidupan datang silih berganti dan seluruh gambaran kehidupan tidak pernah diberikan kepada kita.”

Beberapa minggu kemudian, kerajaan itu harus pergi ke medan perang dan semua pemuda desa secara paksa harus terdaftar dalam wajib militer. Hanya anak dari orang tua itu yang tidak ikut, karena ia lumpuh. Seluruh penduduk desa menangis karena mereka yakin bahwa sebagian pemuda desa itu tidak akan pernah kembali lagi. Mereka datang ke orang tua itu dan berkata, “Anda benar orang tua, kecelakaan anak Anda memang terbukti menjadi berkat. Mungkin anak Anda lumpuh, tetapi ia masih bisa bersama Anda. Sementara anak-anak kami pergi untuk selamanya.”

Untuk terakhir kalinya, “Kalian terus dan terus menilai. Tidak ada yang tahu! Hanya mengatakan bahwa anak Anda telah dipaksa masuk wajib militer dan anak saya belum dipaksa. Tapi hanya Tuhan yang tahu apakah itu berkat atau kemalangan.”

Jika seseorang benar-benar memiliki iman kepada Tuhan, maka ia tidak akan dengan mudahnya menilai dan menghakimi kehidupan orang lain. Sebaliknya, ia meyakini bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam hidup setiap orang adalah atas kehendak-Nya.

Sumber : Intisari-online.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami