Tetapi TUHAN Allah
memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" (Kejadian 3:9 TB)
Kisah ini dimulai pada
saat Adam memilih untuk tidak taat kepada perintah Tuhan yang melarangnya untuk
memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat. Saat Adam
sebagai kepala rumah tangga memilih secara sadar untuk tidak mengikuti
ketentuan yang telah Tuhan tetapkan baginya dan istrinya, Adam sadar akan
kesalahan itu dan timbul rasa takut. Segera mereka menyembunyikan diri mereka
diantara pohon-pohonan dalam taman. Apakah Anda dapat melihat bahwa didalam
buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat tidak terdapat kehidupan melainkan kematiaan? Bukan berkat melainkan kutuk?
Penulis yakin sebelum
manusia jatuh dalam dosa, Adam dan istrinya sering berjalan-jalan dengan Tuhan
bersama-sama dalam taman Eden tersebut. Alkitab mencatat, hari dimana manusia
memilih untuk berontak terhadap Tuhan berubah menjadi hari yang menakutkan dan
bukan lagi hari yang menyenangkan. Hari itu terlihat Tuhan berjalan-jalan
sendirian dalam taman itu pada waktu hari sejuk sedangkan Adam dan isterinya
bersembunyi diantara pohon-pohonan dalam taman. Mereka bersembunyi dari
kehidupan yang nyaman karena dosa. Tuhan memiliki pola yang tidak pernah
berubah sejak awal dunia diciptakan yaitu Tuhan selalu menawarkan manusia untuk
memilih antara kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Namun Tuhan mengatakan pilihlah kehidupan, supaya engkau dan keturunanmu hidup (lihat Ulangan 30:19)
Pertanyaan "Di manakah
engkau?" bukan berarti Tuhan tidak tahu dimana Adam dan istrinya
bersembunyi karena Tuhan Maha Tahu. Tuhan yang dipenuhi dengan kasih itu tahu
secara persis bahwa itu adalah hari terakhir kedua manusia itu berada dalam
taman Eden yang indah itu. Dosa telah membentuk sebuah tembok pemisah antara
manusia dan Tuhan. Tuhan tidak pernah membangun tembok apapun sebelumnya karena
Ia ingin selalu bersama-sama dengan manusia ciptaanNya. Manusia yang membangun
tembok yang memisahkan mereka dari Tuhan melalui dosa pemberontakan mereka
(lihat Yesaya 59:2). Bukankah dosa pemberontakan terhadap Tuhan itu sebuah pilihan?
Apakah Anda dapat
merasakan luapan perasaan yang terdapat dalam pertanyaan "Di manakah engkau?" Sebuah
pertanyaan yang diliputi dengan luapan kesedihan yang dalam karena perpisahan
harus terjadi. Namun kedua manusia tersebut tidak berani mengambil tanggung
jawab atas dosa pemberontakan mereka dan sebaliknya mereka saling menyalahkan
bahkan Adam berani menyalahkan Tuhan dengan mengatakan "Perempuan yang
Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku,
maka kumakan." Dengan perkataan lain Adam mengatakan andaikan Engkau tidak
menempatkan perempuan ini (Adam menolak menyebut nama istrinya) disisiku maka aku tidak akan melakukan dosa pemberontakan ini.
Adam sebagai kepala rumah
tangga dengan sadar memilih untuk memberontak terhadap Tuhan. Dengan demikian
Adam melalui dosa pemberontakannya terhadap Tuhan telah membangun sebuah tembok
yang memisahkan diri mereka dari Tuhan. Dapat dikatakan Adamlah yang memisahkan
taman Eden dari keturunan mereka yang akan datang, Adamlah yang memisahkan
Tuhan dari keturunan mereka yang akan datang, Adamlah yang menyebabkan
keturunan mereka yang akan datang mengalami kematian secara fisik dan rohani.
Pertanyaan "Di manakah engkau?"
merupakan detik-detik terakhir mereka bersama Tuhan ditaman Eden, sebuah
kesalahan yang berakibat fatal bagi Adam, istrinya dan keturunan mereka sekalian sampai hari ini karena kenikmatan dosa yang hanya bersifat sementara.
Apakah Anda selaku suami
atau istri pernah mendengar pertanyaan seperti ini dari pasangan hidup Anda?
Apakah Anda selaku orang tua pernah melontarkan pertanyaan seperti ini kepada
anak-anak Anda? Bukankah pertanyaan ini mengandung kekuatiran yang beralasan?
Bukankah dalam pertanyaan ini terdapat perasaan yang mencekam dari pihak yang
bertanya? Apakah Anda bersembunyi dari dosa Anda saat pertanyaan ini
dilontarkan kepada Anda? Jika Anda memilih untuk mabuk-mabukkan sudah barang
tentu Anda tidak berada dirumah. Jika Anda memilih untuk berjudi sudah barang
tentu Anda tidak berada dirumah. Jika Anda memilih untuk berselingkuh sudah
barang tentu Anda tidak berada dirumah. Dan sudah barang tentu Anda juga akan memusuhi pertanyaan "Di manakah engkau?"
Apakah Anda sadar jika
Anda melakukan hal-hal seperti tersebut diatas (dan masih banyak lagi hal-hal
lain yang tidak selayaknya Anda lakukan), Anda sebenarnya telah membangun
sebuah tembok yang memisahkan diri Anda dari pasangan hidup Anda dan anak-anak
Anda. Jika Anda mengendarai mobil saat mabuk, Anda dengan mudah dapat
menimbulkan kecelakaan bahkan mengambil nyawa orang yang tidak bersalah karena
perilaku Anda. Jika hal ini terjadi sebenarnya Anda telah mengambil suami atau
istri, papa atau mama, anak atau keponakan, paman atau bibi dari sebuah
keluarga. Anda telah memisahkan sebuah keluarga dari orang yang dikasihi mereka
oleh karena perilaku Anda. Jika Anda memilih untuk berselingkuh, maka Andapun
sesungguhnya sedang memisahkan diri Anda dari pasangan hidup dan anak-anak
Anda. Jika Anda memilih untuk berjudi, Anda sesungguhnya sedang mencuri uang
yang dapat dipergunakan untuk keluarga dan masa depan anak-anak Anda bahkan
Anda sedang memisahkan diri Anda sebagai bapa ataupun ibu dari kehidupan anak-anak Anda.
Apakah Anda dapat
merasakan detik-detik yang mencekam dalam pertanyaan "Di manakah
engkau?" Apakah saat pertanyaan ini dilontarkan Anda juga berusaha
berkelit atau bahkan menyalahkan pasangan hidup Anda, menyalahkan anak-anak
Anda, menyalahkan orang-orang disekitar Anda atau mungkin Anda menyalahkan
Tuhan dengan mengatakan "Di manakah Engkau Tuhan saat aku membutuhkan
Engkau"? Aku berdosa karena Engkau tidak berusaha menghindari aku untuk
tidak jatuh dalam godaan dosa. Dan Anda "lupa" bahwa Andalah yang
memilih untuk berdosa dan bahwa Anda adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam memilih untuk tidak berontak terhadap ketetapan-ketetapan Tuhan.
Pada akhir dari artikel
ini, penulis ingin mengajak Anda sekalian yang membaca tulisan penulis hari ini
untuk dapat merefleksikan setiap informasi yang terdapat dalam tulisan hari ini
kedalam kehidupan Anda secara peribadi karena mencegah jauh lebih baik dari mengobati. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat. Tuhan memberkati.
Penulis
Harry Lee, MD., Psy.D.
Gembala
Restoration Christian Church di Los Angeles - California
www.rccla.org