Ruth Puji Rahyuni: Dihantui Pahitnya Masa Lalu

Family / 16 May 2016

Kalangan Sendiri

Ruth Puji Rahyuni: Dihantui Pahitnya Masa Lalu

Mega Permata Official Writer
5817

Hari demi hari Ruth Puji Rahyuni selalu dibayang bayangi oleh kepahitan sewaktu kecilnya. Waktu kecil, sebagai anak Kepala Desa, Puji begitu panggilannya, sangat dekat dengan ibunya. Hingga suatu ujian datang pada keluarga Puji. Sang ibu difitnah lantaran menghilangkan uang arisan dari para warganya dan berakhir tragis, sang ibu pun mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Kematian sang ibu membuat Puji sangat kehilangan sosok yang ia cintai dan mempengaruhi Puji melalui hari-harinya dengan kepahitan hingga ia besar. Puji memiliki dendam begitu besar kepada keluarga carik yang telah memfitnah ibunya. 

Beberapa tahun kemudian, saat libur sekolah menengah, Puji memutuskan untuk pergi ke Malaysia sebagai Tenaga Kerja Indonesia. Keputusannya untuk pergi ke Malaysia adalah hanya untuk melarikan diri dari masalah-masalah dimasa lalunya. Puji bertekad meraih sukses dari jerih payahnya sendiri tanpa bantuan orang sekitar.

Di Malaysia, Puji mendapatkan majikan yang baik dan kadang suka membesar-besarkan masalah dan pemarah. Hingga sang majikan memarahi pekerjaan Puji yang kurang memuaskan dalam mengurus rumah. Puji pun merasa kesal dan tiba-tiba muncul dalam pikirannya untuk mengakhiri hidupnya saat itu juga.

Puji pun mengikuti pikirannya untuk pergi mengakhiri hidupnya. Tetapi, sang majikan melihat dan mencegah Puji. Puji pun berhasil dicegahnya. Puji yang ditolongnya bingung melihat sang majikan tetap menaruh peduli walaupun ia pemarah. Kebaikan sang majikan pun ditantang Puji untuk mengembalikannya balik ke Indonesia. Tetapi sang majikan berkata lain. Ia menjelaskan pada Puji, bahwa ia tidak bisa memberikan ijin Puji pulang karena saat ia berdoa, Tuhan mengatakan untuk tidak mengembalikannya ke Indonesia.

Kata-kata sang majikan itu membuatnya penasaran, saat itu juga Puji diberikan sebuah Alkitab untuknya. Saat membuka Alkitab untuk pertama kalinya, Puji mendapati pada ayat Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang Percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."

Lewat ayat tersebut, Puji mulai berpikir siapakah Tuhan itu, yang menjanjikan keselamatan dengan hanya Percaya kepada-Nya. Hingga suatu malam, Puji menantang Tuhan untuk menunjukkan diri-Nya dihadapannya. Kemudian dipagi hari Puji mengalami penglihatan, dimana Puji melihat sosok orang yang berjubah dan bersuara, "I Have Choosen You" (Saya telah memilih kamu). Puji pun mendengar dengan jelas suara tersebut. 

Saat itu juga Puji berbalik kepada Tuhan yang sebelumnya belum pernah dikenalnya. Kedamaian pun menyelimuti hati Puji berdoa dan membaca Firman. Setiap hari Puji selalu memperkatakan Firman Tuhan, memperkatakan bahwa, "Yesus adalah Tuhanku, bahwa Tuhan adalah penyelamatku," dan sejak saat itulah kehidupan Puji berubah.

Akhirnya Puji dapat pulang ke Indonesia dan sebelumnya ia menyempatkan berterimakasih pada sang majikan karenanya telah mengenalkan Kasih Yesus kepada dirinya. "Saya mulai merasakan Kasih Tuhan yang tidak bisa orang lain kasih buat saya, ketika saya sudah mengenal Tuhan, saya diijinkan bertemu dengan keluarga dari carik yang dulu pernah membuat keluarga saya hancur."

Puji pun diingatkan Tuhan untuk bersyafaat dan untuk dapat mengampuni keluarga itu. Sesampainya di Indonesia, Puji memberanikan menghampiri keluarga carik tersebut. Puji pun melepaskan pengampunannya kepada mereka. "Saya sudah tidak ada lagi yang namanya dendam, sakit hati atau apapun. Dan disitu saya benar-benar dilepaskan, dibebaskan, dan dari sejak saat itu saya sudah diampuni oleh Tuhan."

Setelah Puji mengenal Kasih Tuhan, hal itu adalah sebagai perjalan baru bagi hidupnya. Puji tidak lagi memikirkan tentang dirinya sendiri, ia terlebih memikirkan tentang jiwa-jiwa yang hilang. Menurutnya ini harus dibagikan kepada semua orang bahwa mereka adalah juga orang-orang pilihan Tuhan

Puji pun mempunyai keinginan bagi orang-orang yang tidak memiliki orang tua, untuk tidak menjadi orang atau anak yang kehilangan arah hidup, tetapi tetap hidup dalam pengharapan Tuhan. Puji saat ini diberikan mujizat untuk mengasuh seorang balita. "Hidup saya diubahkan, saya tidak lagi mencari pribadi-pribadi manusia, tapi disitu ketika saya ada dalam hadirat Tuhan, saya menemukan Kasih yang selama ini hilang. Saya benar-benar merasakan Kasih Tuhan yang Nyata dalam hidup saya." 

Sumber : Ruth Puji Rahyuni
Halaman :
1

Ikuti Kami