Beranjak Dari Posisi Awal

Kata Alkitab / 5 April 2016

Kalangan Sendiri

Beranjak Dari Posisi Awal

Mega Permata Official Writer
5734

Beberapa ekor lalat nampak terbang di atas sebuah tempat sampah yang terletak di depan sebuah rumah. Suatu saat si pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu yang berkaca itu. Dan nampak seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah melalui pintu yang terbuka tadi. Dengan segera lalat itu menuju sebuah meja makan yang menyajikan makanan lezat. Kata lalat, “Saya bosan dengan sampah-sampah, kini saatnya menikmati makanan segar.”

Setelah puas, lalat itu bergegas ingin keluar menuju pintu tadi, namun ternyata pintu kaca itu sudah tertutup rapat. Lalat itu kemudian hinggap sesaat di kaca pintu, memandangi kawan-kawannya yang ada di luar, sambil memutar-mutar badannya seolah meminta pertolongan. Lalat itu mencoba keluar dari pintu kaca. Ia merayap mengelilingi kaca, dari sisi atas ke sisi bawah dan dari kiri ke kanan, demikian terus berulang-ulang. Hari menjelang petang, lalat tersebut nampak kelelahan dan kelaparan. Keesokan harinya, lalat tersebut terkulai lemas di lantai, sekarat, hampir mati.

Tak jauh dari situ, nampak sekerumunan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarang untuk mencari makan dan akhirnya menemukan lalat yang tak berdaya itu. Mereka mengerumuni dan mengigiti tubuh lalat. Kawanan semut pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat menuju sarang mereka. Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada teman semut lain, “Ada apa dengan lalat ini? Mengapa tadi dia sekarat?” Jawab temannya, “Itu sering terjadi, selalu ada lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya ia telah berusaha keras keluar dari pintu itu, namun tidak juga menemukan jalan keluar. Dia frustasi dan kelelahan, hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita. Lalat ini memang tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, hanya saja dia melakukannya dengan cara-cara yang sama. Seandainya saja ia beranjak dari tempat itu, dan mencari jalan lain, kemungkinan besar ia akan menemukan jalan keluar.”

Lalat yang hanya berputar-putar di pintu kaca itu ibarat seseorang yang tidak beranjak dari kehidupannya yang penuh dosa. Setiap manusia memang memiliki kelemahan, yaitu sifat kedagingan, yang dapat menjerumuskannya ke dalam dosa. Bahkan, kita sebagai orang percaya pun masih memiliki sifat kedagingan. Saat kita tidak dapat mengontrolnya, maka akan mengakibatkan dosa. Namun, kita tidak boleh bercokol di situ saja, kita tidak boleh terus berada di kehidupan yang penuh dosa. Kalau kita terus berada di tempat itu, kita akan kelelahan, terkapar dan akhirnya binasa. Untuk bisa lepas dari jerat dosa, kita harus beranjak meninggalkannya. Jangan lagi melihatnya, atau bahkan hanya sekedar meliriknya. Kemudian kita harus menempuh jalan kehidupan yang lain yang ditunjukkan oleh Roh Kudus, yaitu jalan kebenaran. Berbalik 180 derajat, itulah yang dinamakan pertobatan. Butuh komitmen, bukan hanya kata-kata atau janji belaka. 

Sumber : Manna Sorgawi/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami