Filosofi Cecak
Sumber: cerita-motivasi-terbaik.blogspot.com

Kata Alkitab / 5 April 2016

Kalangan Sendiri

Filosofi Cecak

Lori Official Writer
9084

Sudah pernah mendengar filosofi cecak? Mungkin agak sedikit terdengar aneh bukan? Kita mungkin hanya terlalu familiar dengan lagu ‘cecak di dinding’.

Mari cermati penggalan lirik ini:“Cecak-cecak di dinding diam-diam merayap. Datang seekor nyamuk… Hap! Lalu ditangkap…”

Lagu ini terkesan biasa saja, bahkan diperuntukkan bagi anak kecil, tetapi pernahkah kita berpikir bahwa cecak adalah seekor binatang yang merayap di dinding, ia tidak bisa terbang tetapi kenapa justru makanan utamanya adalah nyamuk, si kecil dan lincah yang dapat terbang ke mana-mana.

Cecak memang tidak bisa terbang, tetapi Allah membekalinya dengan kesabaran dan ketekunan agar ia mampu untuk diam-diam merayap menangkap nyamuk. Allah tidak membiarkan cecak mati dalam kelemahannya karena tidak bisa menangkap nyamuk. Keterbatasan sang cecak yang tidak bisa terbang, tidak serta merta berarti bahwa ia tidak bisa menangkap nyamuk yang bisa terbang.

Sama seperti cecak, tidak ada manusia yang sempurna. Setiap kita memiliki kekurangan masing-masing. Namun apakah dengan kekurangan itu kita dapat berdiam diri dan mengeluh? Mari belajarlah dari filosofi cecak bahwa di tengah-tengah kelemahannya yang tidak bisa terbang Allah memberikannya kemampuan untuk menangkap nyamuk yang bisa terbang.

Demikian juga manusia. Allah tidak memberikan kita kelemahan agar kita menyerah. Paulus sebagai seorang rasul pun tidak luput dari kelemahan, tetapi di saat ia mengeluh Tuhan berkata “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: ‘Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.’ Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku (2 Korintus 19:9)”. Ada maksud baik yang Tuhan rencanakan di balik kelemahan kita, yaitu supaya kuasa Kristus menjadi sempurna di dalam kelemahan kita.

Lalu, selain kelemahan, Tuhan juga memberikan kita kekuatan. Mungkin yang kita butuhkan adalah kembali mengenal diri untuk menemukan kemampuan apa yang Allah berikan bagi kita. Marilah kita bersyukur kepada Tuhan atas kelemahan dan kekuatan yang Dia anugerahkan kepada kita, karena semuanya itu adalah untuk kebaikan kita.


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Warungsateku.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami