Pengorbanan Yang Luar Biasa

Kata Alkitab / 28 March 2016

Kalangan Sendiri

Pengorbanan Yang Luar Biasa

Mega Permata Official Writer
9726

Di sebuah ibadah, sebelum menyampaikan khotbah, Sang Pendeta berjalan menuju mimbar dan menyampaikan bahwa ia ingin memmperkenalkan seorang teman masa kecil dan meminta orang itu untuk berbagi. Naiklah seorang tua yang kemudian mulai bercerita, “Seorang ayah, anaknya, dan teman anaknya, pergi berlayar di Samudera Pasifik. Tiba-tiba badai menyerang dan ombak yang luar biasa besar menghantam mereka. Tidak ada kemungkinan kembali bagi mereka bertiga. Sekalipun sang ayah adalah pelayar berpengalaman, ia tak berhasil mempertahankan kapal untuk tidak terjungkir, dan ketiganya pun terlempar ke dalam laut saat perahu terbalik.”

Orang tua itu berhenti sejenak dan melihat dua anak muda yang memperhatikannya dengan wajah tegang seakan menunggu apa yang akan terjadi kemudian. Ia pun melanjutkan ceritanya, “Sang ayah menangkap sebuah tali dan dalam hitungan detik harus memastikan kepada siapa tali itu akan dilemparkannya, kepada anaknya atau teman anaknya. Ia tahu bahwa anaknya adalah seorang Kristen dan temannya bukan. Kepedihan yang amat dalam dirasakannya ketika ia melemparkan tali itu kepada sang teman sambil berteriak kepada anaknya sendiri; ‘Aku mengasihimu, Anakku!’ Saat temannya berhasil ditarik kearah perahu yang terbalik, sang anak telah hilang dan tak pernah dutemukan.”

Kedua anak muda tadi duduk tegak menanti kelanjutan cerita orang tua tadi. “Sang ayah tahu bahwa anaknya akan memasuki kebahagiaan abadi dan sang ayah tak akan bisa membayangkan sang teman mati tanpa pernah berkesempatan menikmati kehidupan kekal sebagaimana anak dan dirinya sendiri. Karena itu ia mengorbankan anaknya dan menyelamatkan teman anaknya.”

“Itulah yang telah dilakukan Tuhan kita,” jelas orang tua itu. “Dan saya mendesak anda sekalian untuk menerima tawaran Tuhan dan menangkap tali yang telah dilemparkanNya kepada anda saat ini”. Demikianlah orang tua itu menghentikan ceritanya dan duduk kembali ke kursinya.

Segera setelah ibadah selesai, kedua anak muda itu sudah berada di sisi Bapak tua tadi dan mereka berkata, “Cerita yang amat indah tadi Pak! Tetapi, sepertinya tak masuk akal bahwa seorang ayah akan mengorbankan anaknya sendiri demi orang lain agar orang lain mendapatkan kebahagiaan kekal.”

“Bisa sangat dimengerti, Nak. Memang tidak realistis bukan?” tanggap orang tua itu, “Tetapi cerita itu memberikan saya sendiri sedikit pemahaman tentang apa yang dilakukan Tuhan kita bagi umat manusia, dan bagaimana perasaan-Nya ketika melakukan itu. Begitu nak.. Akulah sang ayah dalam cerita itu dan Pendeta di depan sana adalah teman anakku itu. 

Demikianlah kisah diatas, sebagaimana dilaporkan Curt E. kepada Resources for Life. Biarkan semangat Paskah kita tetap bernyala-nyala, tidak hanya di Hari Paskah saja kita mengingat Pengorbanan Allah Bapa, tetapi selalu dan ingatlah Pengorbanan-Nya dan Kasih-Nya kepada kita. 

Sumber : satuharapan.com/Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami