Mempermudah Yang Sulit
Sumber: Jawaban.com

Marriage / 18 March 2016

Kalangan Sendiri

Mempermudah Yang Sulit

Puji Astuti Official Writer
3497


Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku (Mazmur 61:2 TB).

Berapa sering kita sekalian memperhatikan bahwa kita sering kali mempersulit sesuatu hal yang sangat sepele. Apakah Anda pernah mengalaminya? Contoh susu bayi Anda tinggal sedikit dan isteri Anda menelpon Anda untuk mampir ke Supermarket saat Anda pulang kerja untuk membeli susu bagi bayi Anda. Reaksi apa yang pernah Anda berikan? Diantara pembaca mungkin ada yang bereaksi marah. Kenapa bukan kamu saja yang pergi ke Supermarket untuk beli, padahal kamu tahu susu tinggal sedikit?

Apakah Anda sadar jawaban Anda itu sedang mengundang sebuah perdebatan yang dapat memicu kepada sebuah pertengkaran? Anda saat ini sedang membuat sebuah masalah yang berasal dari sesuatu yang sangat sepele, yaitu isteri Anda meminta bantuan Anda untuk mampir ke Super Market saat pulang kerja untuk beli susu. Keuntungan apakah yang Anda peroleh dari jawaban Anda tadi? Mungkin saja Anda bisa memenangkan debat dengan isteri Anda. Namun menangnya Anda bukan tidak meninggalkan luka-luka yang membutuhkan waktu untuk sembuh. Dengan demikian Anda sebetulnya tidak menang karena komunikasi dalam rumah tangga Anda akan mengalami benturan karena jawaban Anda tadi.

Jika Anda memang sungguh-sungguh ingin menang, maka Anda harus menciptakan suasana damai. Mana yang lebih baik pergi beli susu setelah ribut dengan isteri atau pergi sebelum ribut? Anda lebih suka suasana yang mana dalam rumah tangga Anda? Anda memiliki kuasa yang luar biasa besarnya untuk menentukan jenis suasana rumah tangga yang Anda rindukan. Sekarang mari kita simak sebuah masalah yang besar. Anda baru saja mendapat kabar bahwa suami Anda diberhentikan dari tempat pekerjaan. Anda sadar pengeluaran cukup besar, dari membayar cicilan rumah, uang sekolah anak, biaya hidup dan lain-lain sebagainya. Apakah dalam keadaan seperti ini Anda ingin menambahkan beban pada pundak suami Anda yang cukup stress dalam menghadapi suasana seperti ini atau Anda ingin mengambil sebagian dari tanggung jawab suami Anda?

Apakah yang dapat Anda kerjakan untuk membantu meringankan beban rumah tangga yang sangat berat ini? Menahan diri untuk tidak melemparkan tuduhan-tuduhan negatif pada suami yang bersifat menyerang, memojokkan atau merendahkan suami yang sedang stress untuk memikirkan hari esok akan sangat-sangat membantu. Memberikan masukan yang bersifat positif karena Anda melihat ada jalan keluar, karena Anda tahu ada sebuah perusahaan yang sedang mencari orang dengan kualifikasi yang dimiliki suami Anda. Jika ini yang Anda lakukan, sesungguhnya Anda sedang mempermudah sebuah persoalan yang sulit. Bukankah Tuhan menempatkan isteri sebagai pendamping suami?

Setiap orang dengan mudah akan menemukan masalah dan melihat masalah yang ada, akan tetapi apakah orang-orang yang menemukan dan melihat masalah yang ada tersebut dapat menemukan solusinya juga? Mengkritik orang tidak pernah akan menyelesaikan masalah karena memang tidak ada solusinya. Anda dalam hal ini sedang menciptakan sebuah masalah baru dan menciptakan sebuah permusuhan. Mata orang yang dikeritik akan beralih kepada Anda karena harus siap untuk membela diri dari serangan berikutnya. Sedangkan mata sipengeritik sedang sibuk mencari dan menunggu kesempatan untuk mengeritik orang tersebut lebih lagi pada saat ia lengah dan melakukan kesalahan berikutnya.

Jika fokus beralih kepada orangnya dan bukan kepada pemecahan masalah, maka masalah kecil menjadi besar. Menghakimi dengan melemparkan kata-kata yang kurang pantas disebut akan membuat masalah yang sudah ada menjadi lebih rumit. Jika Anda tidak mempunyai solusi, jangan membuat masalah baru. Ketidak mampuan Anda untuk dapat menahan diri adalah masalah Anda. Marahpun bukan merupakan sebuah solusi. Bukankah bersikap dewasa dengan menelusuri masalah yang ada sampai menemukan akar masalah dan memecahkan masalah yang ada dengan memberikan sebuah solusi yang konkrit jauh lebih baik? Cara berkomunikasi akan menentukan arah perjalanan dari sebuah masalah yang sedang digeluti.

Penulis mengajak Anda yang sedang menggeluti masalah yang ada dengan melakukan tiga hal ini, yaitu:

1. Berpikir secara kritis-kemampuan menganalisa (dari mana asal usul masalah ini dan bagaimana memperbaikinya?).

2. Berpikir secara kreatif (munculkan ide-ide baru dan permudah hal-hal yang rumit)

3. Berpikir dalam konteks yang ada (apa yang sedang anda geluti pada saat ini?)

Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat!


Penulis
Harry Lee
Pastor
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California
www.rccla.org

Sumber : Harry Lee
Halaman :
1

Ikuti Kami