Perihal keberadaan LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) masih terus merisaukan masyarakat di tanah air. Beragam tudingan dan perlakuan negatif dilayangkan kepada kelompok ini. Menanggapi hal itu, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mencoba menggali akar persoalan penyebab seseorang mengalami penyakit menyimpang ini.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VIII DPR, Menag Lukman meminta para tokoh agama dan lembaga keagamaan berperan aktif dalam mencari dan menggali akar penyebab seseorang menjadi LGBT serta melakukan upaya penanggulangan berbasis pendekatan agama dan konseling.
“Pada hemat kami, penguatan kerjasama lembaga-lembaga keagamaan dan elemen masyarakat, serta peran aktif pers dan media massa lainnya yang peduli pada masalah ini perlu dikembangkan sebagai satu dari sekian banyak strategi,” ucap Lukman, seperti dilansir Okezone.com, Rabu (17/2).
Dia menyadari mayoritas masyarakat Indonesia menolak legalisasi LGBT. Sehingga diperlukan upaya kuat untuk menanggulangi pertumbuhan komunitas LGBT ini. Salah satunya dengan penguatan kerja sama lembaga-lembaga keagamaan dan elemen masyarakat, serta peran aktif pers dan media massa. Hal yang juga perlu menjadi fokus adalah melakukan upaya penguatan fungsi keluarga sebagai fondasi ketahanan masyarakat dan bangsa.
“Sejumlah organisasi keagamaan telah menyampaikan pernyataan sikap menolak LGBT dan berupaya mencari solusi dalam menemukan jalan untuk merehabilitasi diri,” ucapnya.
Dia menambahkan bahwa saat ini kementerian agama tengah mengembangkan optimalisasi kursus pranikah bagi pasangan-pasangan yang akan menikah, konsultasi dan pembimbingan bagi keluarga, dan usaha mediasi bagi masalah-masalah keluarga.
Meski begitu, Menag Lukman tetap menghimbau agar masyarakat tidak memusuhi dan membenci kelompok LGBT ini. Dan tidak berarti membiarkan gerekan menyimpang ini merusak nilai-nilai agama dan kepribadian bangsa.