Keraguan Hati
Sumber: Jawaban.com

Kata Alkitab / 12 February 2016

Kalangan Sendiri

Keraguan Hati

daniel.tanamal Official Writer
7435

Jika Anda membuka kitab suci, Anda akan bertemu dengan kata 'hati' 787 kali. Kata ini sering disebut karena memiliki peran penting bagi kehidupan. "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." Dalam renungan ini, kita akan belajar bagamana menjaga, merawat dan melindungi hati dari segala ancaman yang bisa menodai dan menghancurkan hati kita.

Kata 'hati' muncul pertama kali dalam konteks kejatuhan manusia seperti yang tertulis "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya." Hawa tertarik, kemudian memetik buah itu dan manusia jatuh dalam dosa.

Kejatuhan selalu dimulai dengan "hati yang tertarik". Bukankah Hawa sudah mendengar dari suaminya "tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." Mengapa wanita itu nekad melanggar sabda Allah? Hawa meragukan kebenaran Allah. Terbukti ia mengurangi kata 'pastilah' saat ia menjawab pertanyaan Iblis "Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

Keraguan hati adalah awal kejatuhan. Mereka yang bimbang terhadap kebenaran, akan menjadi sasaran empuk kegelapan. Saat hati dipenuhi keraguan, disitulah datang pencobaan. Senjata paling ampuh untuk melawan pencobaan adalah keyakinan dan kepastian akan kebenaran. Saat Isa Almasih dicobai di padang gurun, Ia selalu berhasil mengalahkan pencobaan dengan mengatakan "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Wapadai 'keraguan hati', karena dari sanalah munculnya segala macam persoalan hidup. Jika Anda sedang ragu atau galau, jangan cepat membuat keputusan. Berdoalah dan minta petunjuk dari Allah. Cari orang tua rohani dan mohon nasehat. Seharusnya Hawa mendatangi suaminya dan meminta nasehat Adam sebelum membuat keputusan. Orang yang ragu tidak akan doanya sering terhalang "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin."

Sering seringlah membaca atau mendengar sabda Allah, simpan setiap kebenaran dalam hati. Karena kebenaran yang kita yakini akan menolong kita membuat keputusan penting. Sering sering memperkatakan firman, dengan demikian kita sedang menginternalkan kebenaran. Sering seringlah membaca, meneliti dan melakukan sabda Allah. Karena kebahagiaan dan keberhasilan hidup ditentukan oleh ketaatan kita terhadap kebenaran.

Seperti yang tertulis "Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya."


(Penulis adalah Pdt Paulus Wiratno)

Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)
Halaman :
1

Ikuti Kami