1 "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (Matius 7:1-5 TB)
Dari waktu ke waktu Penulis memperhatikan sikap dan tingkah laku orang yang sedang jatuh cinta baik di rumah makan, di pusat perbelanjaan, di taman saat mereka menghirup udara segar, bahkan saat berada dalam pesawat terbang. Kedua pasangan yang sedang jatuh cinta tersebut tidak ingin berpisah, mereka selalu ingin bersama dan seakan-akan waktu berhenti untuk mereka berdua, mesra kelihatannya. Orang yang sedang lalu-lalang, burung-burung di udara, pepohonan bahkan seluruh alam semesta menjadi saksi akan kebahagiaan mereka berdua.
Saat masuk ke rumah makan dan dipersilahkan duduk, Sang pria menarik bangku untuk kekasihnya. Saat masuk mobil pintu pun dibukakan. Saat hujan, payung pun sudah menunggu; ah… segala-galanya bagi Sang kekasih. Semuanya indah, tidak ada satu hasutan pun dapat menembus dinding cinta yang kelihatannya begitu tebal, seperti rela mati bagi kekasih. Siang jadi kenangan dan malam jadi impian.
Namun hal ini tidak berlangsung lama. Rasa ingin memiliki mengubah cinta sejati yang tadinya rela berkorban menjadi sikap ingin mengontrol dan ingin mengendalikan sang kekasih layaknya seekor binatang. Ketahuilah, bahwa sikap seperti ini adalah sebuah tindakan yang abusive, kasar, kejam, tidak berperasaan, dan ini adalah sebuah bentuk penghinaan yang pada dasarnya ingin menang sendiri.
Sikap seperti ini jelas akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan cinta. Cinta tidak dapat dipaksakan, cinta tidak dapat dikekang, cinta tidak dapat dibeli, cinta tidak kasar, cinta tidak manipulatif. Praktek ingin mengontrol secara berlebihan akan menimbulkan rasa dingin di hati karena sikap ingin mengontrol secara berlebihan merupakan sebuah senjata yang ampuh untuk mengusir cinta.
Belum lagi bila nanti sikap ingin mengontrol ini menimbulkan perasaan curiga setiap waktu. Pada saat bertemu, kedua pasangan ini tidak lagi menikmati kehadiran satu dengan yang lain karena perasaan curiga yang sangat kuat. Perasaan ingin mengontrol Si dia memunculkan pertanyaan-pertanyaan yang lebih banyak bersikap menyerang. Pusat perhatian bukan lagi memadu kasih tapi mencari kesalahan. Tujuan awal untuk mengenal pihak lain lebih lagi di saat-saat berdua berubah total menjadi sikap mendakwa dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menuduh dan menyerang.
Tentu, mencari kesalahan itu mudah. Namun apakah Anda dapat menemukan sikap yang baik dari orang yang Anda kasihi yang kepadanya Anda berkenan?
Setiap pertemuan diawali dengan mencari kesalahan pihak lain dan diakhiri dengan pertikaian. Pikiran curiga, pikiran ingin mengendalikan pihak lain seperti yang dikehendakinya adalah racun pikiran yang terdapat dalam pribadi orang yang berpikiran sempit. Pertemuaan seperti ini tidak pernah akan menghasilkan buah persahabatan yang baik apalagi buah kasih.
Apabila Anda ingin menikahi calon pasangan hidup Anda dengan sikap seperti ini, Anda tidak pernah akan dapat menikah, kecuali calon pasangan hidup Anda sudah dibutakan matanya untuk dapat melihat secara jelas dan akal budinya pun sudah dilumpuhkan untuk dapat berpikir secara sehat.
Penulis ingin mengajak Anda yang terlibat dalam hubungan seperti ini untuk bertobat. Tinggalkan sikap yang ingin mengontrol atau mengendalikan calon pasangan hidup atau pasangan hidup Anda bila Anda telah menikah. Sehingga calon pasangan hidup atau pasangan hidup Anda dapat bertumbuh secara sehat, baik mental, jiwa, maupun raganya.
Tidak ada yang lebih buruk dari pada memiliki pikiran yang sempit. Untuk itu, Anda harus memiliki pikiran terbuka. Saat Anda kembali kepada cinta mula-mula dengan menghormati calon pasangan hidup atau pasangan hidup Anda layaknya seorang manusia, maka cinta Anda dengan sendirinya akan berbuah lebat dengan karakter-karakter yang menyenangkan.
Keuntungan apakah yang Anda peroleh dari sikap Anda yang ingin mengontrol secara berlebihan atau sikap ingin mengendalikan calon pasangan atau pasangan hidup Anda? Keuntungan apakah yang Anda peroleh dari sikap mencari kesalahan-kesalahan pada calon pasangan hidup atau pasangan hidup Anda? Keuntungan apakah yang Anda peroleh saat Anda berhasil menunjukkan bahwa Anda benar dalam sebuah pertikaian yang bersifat sepele? Bukankah hubungan Anda menjadi retak?
Serangan yang ditujukan kepada sebuah pribadi (orangnya) akan menghasilkan sebuah masalah yang baru dan bukan sebuah solusi, karena yang diserang akan merasa terhina dan sakit hati. Serangan terhadap masalah (brainstorm) akan menghasilkan solusi. Diskusikan masalah (karena Anda ingin mendapatkan solusi) secara empat mata tanpa menyerang atau memalukan orang yang membuat kesalahan.
Saat emosi Anda bereaksi lebih cepat dari kemampuan Anda berpikir secara tenang, Anda sedang menciptakan sebuah masalah baru. Kata-kata yang Anda ucapkan, atau perilaku Anda dapat memicu kepada sebuah perkelahian. Keuntungan apakah yang Anda peroleh jika hal ini terjadi? Apakah sikap seperti ini adalah sikap yang dewasa?
Jika pikiran Anda semata-mata tertuju pada masalah dan bukan solusi, jangan heran hubungan Anda mengarah pada kehancuran. Oleh sebab itu penulis mengajak Anda sekalian bersama-sama dengan penulis untuk mengarahkan pandangan kita bukan kepada hal-hal yang bersifat negatif, bukan pada masalah siapa yang benar atau salah, namun pada sebuah solusi yang dapat melahirkan sebuah persahabatan yang kekal. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat!
Penulis
Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California
www.rccla.org
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari
berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati
oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.