Dalam laporan tersebut, Selasa (22/12), mereka menyoroti kekhawatiran atas kurangnya pendidikan yang akan memicu radikalisme berkelanjutan di dalam dan sekitar Nigeria. Menurut UNICEF, lebih dari 2.000 sekolah ditutup di Nigeria, Kamerun, Chad dan Niger. Sementara itu, ratusan sekolah lainnya telah diserang, dijarah, atau dibakar oleh para anggota jihad Boko Haram sebagai upaya mereka untuk menciptakan sebuah negara Islam independen.
Bahkan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari sudah memberikan tenggat waktu kepada para komandan militernya hingga akhir bulan untuk mengakhiri pemberontakan Boko Haram. Kendati kemenangan dapat diraih, namun para analis mengatakan bahwa pemerintahannya pasti harus bersaing dengan gejolak sosial yang datang dari generasi anak-anak yang tidak bersekolah. “Semakin lama mereka putus sekolah maka semakin besar risiko mereka akan dianiaya, diculik, dan direkrut oleh kelompok-kelompok bersenjata,” ujar Manuel Fontaine, direktur UNICEF regional Afrika Barat dan Tengah.
Namun menurut Yan St-Pierre, analis Modern Security Consulting Group, pemberantasan Boko Haram tidak akan memecahkan masalah pendidikan di wilayah itu. Karena sebenarnya masalah menyekolahkan anak-anak secara teratur sudah terjadi dan kondisinya semakin buruk setelah Boko Haram muncul. “Di daerah yang dikatakan bebas itu, sudah sulit untuk memulihkan fungsi infrastruktur. Itu sebabnya kita bicara tentang masalah generasi saat ini, masalah struktural, hingga masalah keuangan yang akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memperbaikinya,” pungkasnya.
Pada saat militer
Nigeria menang di wilayah timur laut negara, beberapa sekolah sudah bisa dibuka
kembali. Namun menurut UNICEF, kebanyakan sekolah penuh sesak dan kurang
pasokan yang diperlukan bagi anak-anak untuk belajar. Sedangkan di
daerah-daerah lain, menurut para pejabat Nigeria, masih belum aman untuk
melanjutkan pelajaran di kelas. Selain itu, Boko Haram kembali mengancam untuk meningkatkan penculikan massal siswa, pada Desember.
Sebelumnya pada 14 April 2014, para pejuang Boko Haram melancarkan serangan ke sebuah sekolah yang terletak di kota terpencil Chibok, bagian timur laut Nigeria. Mereka menculik 276 anak perempuan yang sedang mempersiapkan ujian akhir tahun dalam peristiwa penculikan yang mengejutkan dunia.