Saat paling membanggakan bagiku adalah ketika anak-anakku
bermain drama Natal. Putriku memerankan Maria, dua putraku bermain sebagai
gembala, dan putra bungsuku menjadi orang majus. Inilah saatnya mereka
menunjukkan kemampuan mereka.
Sang gembala berusia lima tahun telah melatih dialognya, “Kami
menemukan sang bayi terbungkus kain lampin.” Tapi ia gugup dan mengatakan, “Sang
bayi terbungkus kain kusut.”
“Maria” yang berusia empat tahun berkata, “Bukan ‘kain kusut’,
bodoh. Tapi kain yang kotor dan busuk.”
Terjadi pergumulan antara Maria dan sang gembala yang
dihentikan oleh seorang malaikat. Upaya melerai itu membuat lingkaran halo sang
malaikat bengkok dan sayap kirinya hilang.
Dudukku merosot sedikit lebih rendah ketika Maria
menjatuhkan boneka Bayi Yesus, dan boneka itu berguling-guling di sepanjang
lorong sambil menangis, “Ibu-Ibu.”
Maria meraih boneka itu, membungkusnya kembali, dan
memegangnya erat-erat ketika tiga orang majus tiba.
Putraku yang satu lagi melangkah maju dengan mengenakan jubbah
dan mahkota kertas, lalu berlutut di depan palungan, dan menyatakan, “Kami
adalah tiga orang majus, dan kami membawa persembahan emas, akal sehat, dan
bulu (gold, common sense, and fur).” (Seharusnya adalah emas, kemenyan dan mur –
gold, incense, myrrh.)
Tawa umat pecah, dan beberapa bertepuk tangan sambil
berdiri.
“Aku tidak pernah menikmati acara Natal seperti kali ini,”
Pastor Brian tertawa, sambil menyeka air matanya. “Seumur hidupku aku takkan
pernah mendengar kisah Natal tanpa teringat emas, akal sehat dan bulu.”
Linda Stafford, ibu dari empat anak yang lucu-lucu itupun
berkomentar, “Anak-anakku adalah kebanggaanku dan karuniaku yang terbesar.”
Dalam kepolosan anak-anaknya, Linda Stafford mengisahkan
dalam buku Chicken Soup for the Soul Christmas Treasury bahwa kisah kedatangan
Yesus tetap memberkati jemaat yang menyaksikannya sekalipun banyak hal-hal
tidak terduga terjadi. Memperkenalkan anak-anak pada inti dari kisah Natal yang
sesungguhnya sangatlah penting, sehingga mereka bias mengerti bahwa Natal bukan
hanya tentang hadiah dan perayaan, namun kedatangan Tuhan sebagai seorang
manusia untuk menyelamatkan manusia yang berdosa. Tidak peduli seperti apapun
kisah Natal diceritakan, selama Yesus menjadi pusat pemberitaan maka kisah
tersebut akan berdampak. Sudahkah Anda memperkenalkan pada anak-anak Anda
kepada Yesus, hadiah Natal terindah yang pernah ada dalam kehidupan ini?