Identitas 'Old Man’ Terkuak Setelah 40 Tahun
Sumber: Mainichi.jp

Kata Alkitab / 10 December 2015

Kalangan Sendiri

Identitas 'Old Man’ Terkuak Setelah 40 Tahun

Theresia Karo Karo Official Writer
5619

Donasi tanpa nama berlangsung selama 40 tahun untuk pembelian buku di sebuah sekolah dasar di Jepang. Bila bukan karena sekolah tempat donasi ini akan ditutup pada musim semi mendatang, mungkin jati diri donatur ini tidak akan pernah terungkap.

Dia adalah Shoji Konno. Pria yang tinggal di Kota Sendai, Jepang, ini tidak pernah absen mengirimkan sebagian dari gajinya setiap bulan selama 4 dasawarsa. Berawal dari tahun 1973, dia bersama pemuda Jepang lainnya mendatangi pelosok untuk membantu warga. Saat itu, Konno iba melihat Daiyon Elementary School, sekolah cabang Daisan yang juga adalah sekolahnya semasa kecil di Perfektur Yamagata.

Sekolah ini kecil dan pilihan bukunya sangat sedikit. Sehingga para murid harus berebut untuk bisa membaca. Melihat kondisi itu dan sempat mengalami masa sulit saat masih anak-anak, Konno bertekad untuk melakukan sesuatu. 

Tahun berikutnya, Konno mulai bekerja dan dia akhirnya merealisasikan janjinya. Setiap bulan, mantan pegawai ini rutin menyisihkan gajinya sebesar ribuan Yen untuk donasi. 

Menariknya, dia tidak pernah menuliskan nama aslinya pada amplop berisi uang tunai yang akan di kirim ke SD Daiyon. Konno selalu menulis identitasnya sebagai ‘Pria tua dari Tsuruoka'. Selain uang, didalamnya dia juga menjelaskan tujuan pemberiannya dalam bentuk surat, yakni untuk pembelian buku.

Bila dihitung keseluruhan, Konno yang kini berusia 63 tahun ini sudah menyumbang 2,2 juta yen. Dan berkat kebaikannya, anak-anak di sekolah ini telah memiliki 1500 buku. 

Meski tidak tahu siapa donatur sebenarnya, sekolah ini rutin mengadakan festival 'Old Man'. Pada acara ini, setiap murid, guru, dan orang tua akan membaca buku keras-keras sebagai bentuk terima-kasih. 

Akan tetapi, sepertinya tahun ini menjadi tahun terakhir bagi SD Daiyon. Jumlah murid yang menurun drastis, dengan hanya 24 siswa, sekolah ini tidak punya pilihan lain selain menutupnya. 

Mendengar kabar ini, Konno akhirnya memutuskan untuk mengakhiri donasinya dan mengungkapkan jati dirinya. Setelah sebelumnya menulis panjang lebar kisah dan alasannya kepada pihak sekolah. 

Pihak sekolah dan administrasi kemudian mengundangnya untuk datang dan menemui para murid dan alumni pada festival ‘Old Man’ terakhir yang diadakan 4 Desember 2015. Awalnya, Konno enggan untuk hadir. Dirinya takut kalau saja kedatangannya akan merusak impian anak-anak tersebut. 

“Awalnya aku khawatir kalau datang bakal merusak impian mereka,” ungkap Konno, seperti yang  dilansir dari Mainichi.jp (5/12).

“Namun ternyata, bertemu mereka, aku merasakan kebahagiaan yang mereka dapatkan dari membaca buku. Mereka telah mendapatkan tentang indahnya punya mimpi dan harapan,” ungkapnya haru. 

Pada acara itu, murid kelas akhir bernama Mashiro Maruyama dipilih untuk mewakili ucapan terima kasih dari anak-anak di SD Daiyon untuk ‘Old Man’ Konno. “Aku sangat bahagia setiap saat buku-buku baru tiba. Terima kasih atas kebaikan Anda selama 40 tahun yang telah menghidupkan imajinasi dan menambah pengetahuan kami," kata siswi berusia 11 tahun tersebut. 

Kedepannya sekolah Daiyon akan bergabung dengan Daisan. Buku-buku hasil donasi ‘Old Man’ juga akan di bawa serta ke sekolah yang kelak berganti nama menjadi Hirose Elementary School.

Sedikit kepedulian, ternyata membawa harapan bagi orang lain. Bukan masalah besarnya sumbangan, namun komitmen Konno untuk tetap setia selama puluhan tahun memperhatikan kebutuhan dasar anak sekolah tentu patut diapresiasi. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati.  Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Liputan6/Mainichi.jp by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami