Sejumlah gereja di kota Santiago de Cuba, Kuba dilaporkan menjadi target penghancuran oleh kelompok tertentu yang tidak menghendaki eksistensi umat Kristen meluas. Ancaman penghancuran itu meluas eskalasinya semenjak kunjungan Paus Fransiskus ke negara itu dan juga pulihnya kembali hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
? ?Ada perburuan oleh kelompok tertentu terhadap gereja-gerja di Kuba saat ini, terutama sekali kepada gereja Apostolik dan Profetik Ministry. Kelompok komunis tampaknya mengintensifkan kebencian dan penganiayaan terhadap gereja seusai kunjungan Paus Fransiskus dan kembalinya hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat (AS),” ujar Rev Alain Toledano, salah seorang gembala dari gereja yang menjadi salah satu target sasaran.
Toledano mengatakan bahwa pendeta lain dan juga keluarga mereka yang tinggal di gereja-gereja telah diusir, sebagai bagian dari perintah Pejabat Perumahan setempat.
"Saya meminta umat untuk mendukung dalam doa bagi gereja-gereja di Kuba. Dalam kasus kami, ini akan menjadi kedua kalinya bahwa komunis rasis telah berusaha untuk mengusir kami dari rumah kami, melempar kita keluar di jalan dan menghancurkan gereja kami,” tambahnya.
Christian Solidarity Worldwide (CSW) telah menerima sejumlah laporan dari denominasi baik yang terdaftar dan tidak terdaftar yang menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan penyitaan properti sesuai dengan kebijakan mereka, atau diberitahu bahwa mereka dapat tinggal jika mereka membayar sewa kepada pemerintah dengan nilai yang sangat tinggi. “Kami terus menghimbau pemerintah Kuba untuk menghentikan pelecehan dan penganiayaan terhadap kelompok agama di Kuba. Perampasan tanah dan upaya untuk memanipulasi organisasi keagamaan, terkait dengan upaya untuk menyita properti gereja, ini semua harus berakhir," kata Chief Executive CSW Mervyn Thomas.
Pertumbuhan gereja-gereja di Kuba melonjak dengan sangat tinggi dan begitu juga dengan banyaknya permintaan Alkitab dari umat. International Mission Board telah mengirimkan 83.723 Alkitab berbahasa Spanyol ke Kuba sejak Maret lalu. Pertumbuhan ini juga yang kemungkinan membangkitkan sentimen keyakinan dan melahirkan aksi-aksi dari kelompok yang tidak menyukai Kekristenan menyebar di Kuba.