Suami Diktator Istri Gladiator
Sumber: feelthecare.com

Marriage / 30 November 2015

Kalangan Sendiri

Suami Diktator Istri Gladiator

Lori Official Writer
6775

Konflik pernikahan tidak hanya dipicu oleh persoalan ekonomi, tetapi juga dipicu oleh mayoritas karakter, yaitu tidak adanya kecocokan satu sama lain. Hal ini nyata terjadi seperti yang dialami para artis yang bercerai yang beralasan bahwa mereka tidak lagi memiliki kecocokan sifat atau karakter.

Kebahagiaan tidak akan pernah terwujud apabila suami istri sama-sama memiliki karakter yang buruk. Suami diktator dan istri gladiator adalah istilah bahwa suami dan istri memiliki karakter yang sama-sama keras dan ngotot. Pernikahan semacam ini akan terus dipenuhi dengan konflik dan percekcokan. Pernikahan ibarat arena tinju, dimana suami dan istri mengandalkan ego masing-masing untuk saling menjatuhkan.

Selain itu, pernikahan yang penuh dengan pertengkaran biasanya terjadi saat istri tidak lagi menghormati posisi suami sebagai kepala keluarga. Emansipasi wanita di jaman modern ini mengubah pola pikir wanita bahwa kedudukan pria dan wanita sama. Akibatnya, wanita tidak pernah mau mengalah. Kendatipun suami bertindak secara diktator, istri akan bertindak jauh lebih mengerikan dan menganggap diri lebih hebat.

Bagaimana mewujudkan pernikahan yang harmonis? Alkitab menuliskan beberapa peranan istri dalam mewujudkan keharmonisan pernikahan, seperti:

Istri tunduk bukan menanduk

Dalam Efesus 5: 22 dituliskan, “Hai istri tunduklah kepada suamimu, seperti kepada Tuhan”. Ini adalah salah satu prinsip utama dalam pernikahan, bahwa Tuhan mengangkat satu orang dalam keluarga sebagai kepala, yaitu suami, sementara istri adalah penolong. Penolong bukan berarti pembantu, tetapi seseorang yang diminta sebagai penopang yang kuat.

Istri menjadi teladan melalui perbuatan

Istri yang lebih menunjukkan tindakannya akan otomatis menundukkan dan memenangkan suami lewat perbuatan istri yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Lambat laun suami yang sama sekali tidak mengenal Tuhan bisa saja akan diubahkan. Sebaliknya, istri yang memperlakukan suami dengan keras atau paksaan hanya akan membuat suami jengkel dan berujung pada pertengkaran.

Istri hidup dalam kebijaksanaan dan kesalehan

Dalam hal ini, suami akan mengasihi istri melalui cara hidup istri. Hidup yang saleh dan jauh dari kehidupan cemar menandakan bahwa istri seorang pribadi yang bijak dan kerap menyenangkan hati orang lain. Istri yang saleh tidak menyimpan kepahitan dalam hatinya, namun ia akan tetap berjalan lurus sesuai dengan kehendak Tuhan.

Perhiasan batin istri bukan perhiasan lahiriah

Kecantikan yang sejati berasal dari dalam. Mendandani bagian luar tubuh adalah perkara yang mudah, tetapi mendandani batin membutuhkan proses yang panjang. Tuhan memproses setiap orang agar penampilan dalam dan luarnya sama-sama indah. Kecantikan batiniah itu jauh lebih penting karena kecantikan itu akan terpancar ke luar. Kecantikan itu berupa karakter dan sifat-sifat baik seperti sabar, rendah hati, lemah lembut, sukacita, bahagia dan tenang.

Banyak diantara kita yang mungkin berhasrat untuk mengubah pasangan dengan cara sendiri. Ingatlah bahwa tugas kita tidak untuk mengubah tetapi menerima dia apa adanya. Mintalah kepada Tuhan untuk mengubah kehidupan kita terlebih dahulu agar Tuhan berkenan mengubah pasangan kita.  


Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : GBI Nafiri Allah/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami