Diane Bryant: Dulu Tunawisma, Kini Wakil Presiden Intel
Sumber: Businesstimes.com.sg

Profile / 10 November 2015

Kalangan Sendiri

Diane Bryant: Dulu Tunawisma, Kini Wakil Presiden Intel

Theresia Karo Karo Official Writer
4957

Tidak ada manusia yang bisa menebak bagaimana masa depan seseorang. Kita juga tidak akan menyangka bagaimana seorang tunawisma bisa sukses dan menempati jabatan tinggi di perusahaan besar, sekelas Intel Corporation.

Diane Bryant yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden Intel dan general manager Data Center Group (DCG), dulunya adalah seorang tunawisma. Perjalanannya menuju kesuksesan bukannya mudah, karena terdapat beberapa hal yang harus dikorbankan. 

Saat usianya masih sangat muda, Bryant dihadapkan pada kenyataan yang tidak mengenakkan karena aturan ketat dari Sang ayah. Dia harus keluar rumah dan berjuang sendiri pada usia 18 tahun. “Di tahun ketiga, tepatnya bulan Februari saat SMA, saya adalah tunawisma,” ungkapnya, seperti yang dilansir dari Business Insider (3/10).

Bryant muda sudah ‘mencicipi’ kesulitan sebagai tunawisma dengan berpindah-pindah tempat tinggal untuk menyelesaikan sekolahnya. Pengalaman pahit inilah yang ‘memaksa’ dirinya untuk berjuang lebih keras agar bisa menghasilkan banyak uang. 

Meskipun, dia tergolong murid yang pintar semasa sekolah, keluarganya hanya berharap Bryant menjadi seorang penata rambut. Tetapi hal ini tidak memupuskan harapannya, dia tetap berusaha untuk bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. 

Dia pun aktif mengikuti perkuliahan setempat karena gratis. Setelah itu, dia dikirim ke University of California, Davis dan mengambil jurusan Teknik Elektro. Sebenarnya dia tidak pernah berpikir akan menjadi seorang insinyur. Namun jalan kehidupan siapa yang tahu. Baginya kesempatan ini adalah langkah yang baik untuk bisa mendukung kondisi finansialnya. Setelah lulus, Bryant kemudian memulai karirnya dengan bekerja di Intel sejak tahun 1985.

“Awalnya saya tertarik bekerja disini hanya karena gaji besar yang bisa didapat. Namun sekarang saya merasa salah akan hal tersebut,” ujarnya sambil tertawa. 

Belum lama bekerja di Intel, Bryant akhirnya tahu dengan persis impiannya. Dia akhirnya sadar bahwa dunia teknik dan teknologi merupakan bagian besar dalam hidupnya. Kerap berkutat dengan inovasi dan pencarian solusi dari berbagai permasalahan, mengantarkannya pada kesuksesan. 

Saat ini, bukan lagi uang yang membuatnya bertahan di Intel, melainkan kecintaannya pada industri ini. Untuk itu, dirinya juga berharap agar kesuksesan ini bisa menginspirasi para pelajar perempuan lainnya untuk bekerja di bidang teknologi. Meskipun memang diakuinya tidak mudah, lantaran profesi ini didominasi oleh pria. Tapi dia sudah membuktikan bahwa dirinya mampu dan berhak menduduki jabatannya yang sekarang.  

Bryant sendiri merupakan wakil presiden Intel dan general manager Data Center Group (DCG). Hingga saat ini, Bryant telah memberikan keuntungan pada perusahaan mencapai USD 10 miliar atau setara Rp 136,9 triliun rupiah. 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.

Sumber : Liputan6/Money.id by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami