4 Cara Kurangi Kebiasaan Berbohong Anak
Sumber: www.huffingtonpost.com

Parenting / 5 November 2015

Kalangan Sendiri

4 Cara Kurangi Kebiasaan Berbohong Anak

Lori Official Writer
3816

Seorang psikolog klinis Frances Stott, Ph.D mengatakan saat anak berbohong sesungguhnya ia sedang mencoba mengubah situasi, untuk mengkonstruksikan segala sesuatu dengan cara yang ia inginkan. Dengan cara berbohong anak berpikir bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Dan yang mengejutkan, sebuah penelitian mengklaim bahwa berbohong punya peran positif dalam perkembangan anak seperti keterampilan, kemandirian, kendali emosi dan perspektif.

Namun bagaimanapun besar manfaatnya bagi kesehatan, Stott menegaskan bahwa kebohongan anak tidak boleh dibiarkan. Bagaimana cara mengurangi kebohongan anak? Berikut 4 cara yang bisa dilakukan orang tua seperti disampaikan oleh Stott:

Jadikan diri kita individu yang jujur

Ini tidak mudah karena dalam dunia orang dewasa ada yang dinamakan white lie. Jadi apabila kita terpaksa harus sedikit berbohong di depan anak demi sopan santun pergaulan, jelaskanlah itu pada anak. “Katakan bahwa kadang sedikit ketidakjujuran bisa menghibur perasaan orang,” ucap profesor psikologi University of Virginia, Bella DePaulo, Ph.D.

Tenangkan diri sebelum melakukan sesuatu

Ketenangan sangat dibutuhkan ketika anak mulai melakukan kesalahan. Karena hal itu mendorong dia untuk merasa aman dan tidak harus memilih berbohong sebagai cara untuk meloloskan diri dari ancaman kemarahan orang tua.

Tumbuhkan keberanian untuk mau menerima konsekuensi dari perbuatannya

Jika kita menduga anak berbuat salah, tumbuhkan keberanian anak untuk menanggung konsekuensi dari perbuatannya. Hal ini hanya bisa dilakukan jika orang tua bisa mengendalikan emosi agar anak tidak menganggapnya sebagai hukuman yang menakutkan dan justru mendorongnya memilih berbohong saja.

Periksa kembali motif kebohongan anak

Kebiasaan berbohong anak bisa disebabkan oleh beberapa latar belakang seperti tidak mau menerima konsekuensi, takut mengecewakan orang tua, kurang penghargaan dari orang tua dan sebagainya. Dengan mengetahui alasan itu, orang tua bisa memberi masukan atau peringatan yang tepat dan baik kepada anak agar tidak mengulangi kebohongan itu di lain waktu.

Didikan yang benar dan teladan yang baik adalah guru yang sejati bagi pertumbuhan anak. Anak tidak akan memilih berbohong apabila orang tua sudah mengajarkannya tentang dampak buruk kebohongan bagi diri sendiri dan orang lain, seperti kisah dongeng ‘Anak Gembala dan Serigala’, dimana si Serigala memilih untuk mengelabui sang Gembala untuk memangsa kambing dombanya.

Tentang hal ini, firman Tuhan juga menekankan dalam Amsal 16: 31, bahwa bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya. Ingatkan anak bahwa Tuhan teramat mengasihi anak-anak yang suka berkata jujur.

 

Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik di sini.

Sumber : Parents Guide Magazine/jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami