Artikel Pembaca : Kabut Asap Pergumulan

Kata Alkitab / 11 October 2015

Kalangan Sendiri

Artikel Pembaca : Kabut Asap Pergumulan

Puji Astuti Official Writer
6197

Hidup yang indah dan berbahagia adalah dambaan setiap umat manusia. Segala sesuatu tersedia, kondisi aman dan tentram, serta udara yang sejuk dan segar adalah impian kita semua. Demi semua itu manusia rela membayar mahal dan bekerja mati-matian. Tetapi bagaimana jika semua hal itu tidak dapat kita miliki? Bagaimana jika pergumulan hadir dan merusak kehidupan kita yang indah dan berbahagia tersebut? Bersyukurkah kita? Atau pada akhirnya marah kepada siapa saja yang ditemui dan bahkan marah kepada Tuhan?

Allah tidak pernah menjanjikan hidup di dalam Dia akan selalu penuh dengan keindahan dan kebahagiaan duniawi. Allah menjanjikan penyertaan dan perlindungan seturut dengan kehendak-Nya. Dalam Alkitab kita menemui di setiap kisah tokoh-tokoh Alkitab dan umat Israel bagaimana mereka mengalami begitu banyak pergumulan dan tantangan. Tidak sedikit bahkan yang akhirnya berpaling dari Allah karena pergumulan dan keinginan-keinginan yang tidak didapatkan.

Dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, Bangsa Israel mengeluh kepada Allah melalui Musa dan Harun, "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3). Sebuah penyesalan yang luar biasa ketika kita melihat betapa pergumulan dalam perjalanan di padang gurun meruntuhkan keyakinan bangsa Israel yang awalnya begitu senang bebas dari perbudakan. Kini mereka memilih menjadi budak daripada bangsa yang bebas yang sebenarnya adalah keinginan awal mereka.

Hidup kita sangat tidak mungkin, jika tidak ingin dikatakan mustahil, lepas dari pergumulan. Sejak manusia jatuh dalam dosa tanah pun ikut menjadi terkutuk. Manusia bukan hanya saling menjatuhkan dan membunuh sesama tetapi juga “membunuh” alam yang akhirnya berbalik menyerang manusia. Dalam kehidupan sekarang pergumulan bisa hadir dari berbagai aspek. Bisa dari diri sendiri, keluarga,masyarakat, bangsa dan bahkan dunia. Menguatnya kurs dollar yang menyebabkan rupiah melemah adalah bukti bahwa kondisi di dunia bisa menjadi sebuah pergumulan yang harus kita hadapi.Pergumulan yang kita hadapi ibarat angin sakal yang dihadapi murid-murid (Matius 14:22-33) dan seperti kabut asap yang menyelimuti beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Kabut asap yang sudah lebih dari 2 bulan menyelimuti Kota Pekanbaru membuat masyarakat mulai meradang dan mulai tidak percaya kepada pemerintah. Ada yang bahkan sampai memaki dan menganggap pemerintah tidak ada dan tidak mampu menyelesaikan masalah kabut asap. Berdoa kepada Tuhan terus dipanjatkan dari berbagai lintas agama berharap hujan tetapi hujan hanya turun beberapa hari. Tetapi kabut asap belum juga usai meski sempat menipis beberapa hari.

Pergumulan ada dalam hidup kita dan menjadi bagian dalam hidup kita. Bisa saja pergumulan tersebut hadir dan menyapa kita melalui orang lain dalam waktu yang tidak bisa diduga-duga. Pergumulan bisa menipis dan menebal serta bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Pergumulan sesuatu yang tidak diharapkan namun tidak bisa jauh dari hidup kita. Itulah mengapa hidup yang selalu indah dan bahagia tidak bisa kita miliki di tengah-tengah dunia yang penuh dengan dosa ini. Firman Tuhan dengan jelas menyatakan kepada kita “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Filipi 1:29). Firman ini menyatakan bahwa mengikut Kristus adalah panggilan untuk menderita. Pergumulan mengikut Kristus akan kita alami dan hal itu membuat kita semakin bertumbuh dan dewasa secara rohani. Karena itu ketika kita menderita karena pergumulan yang ada maka yakinlah bahwa Allah akan mengaruniakan kekuatan, penghiburan, dan jalan keluar bagi kita. Hanya janganlah kita menjadi kendor dan tidak percaya.

Selamat menghadapi setiap pergumulan hidup kita. Yakinlah bahwa janji penyertaan Allah adalah iya dan amin. Dia setia dan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam setiap pergumulan. Dia mengawasi kita dan menantikan kita untuk datang kepada-Nya dan mengandalkan Allah dalam menghadapi pergumulan kita. Karena itu, andalkan Allah dan jangan ragukan Dia.

Penulis : Palti Hutabarat

Staf Mahasiswa Perkantas Riau


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan mengirimkan kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan mengirimkannya ke alamat email : [email protected].


Sumber : Palti Hutabarat
Halaman :
1

Ikuti Kami