Artikel Pembaca : Momen 180 Derajat
Sumber: Jawaban.com

Kata Alkitab / 30 September 2015

Kalangan Sendiri

Artikel Pembaca : Momen 180 Derajat

Puji Astuti Official Writer
8405

Pernahkah Anda berdoa dan meyakini sesuatu hal kepada Tuhan? Namun, ketika Anda mendapatkan jawabannya, semua jawaban itu jelas berbeda dari semua kata-kata yang Anda ucapkan di dalam doa?

Hampir satu tahun, sebuah doa dipanjatkan atas sebuah harapan yang diyakini di dalam iman. Hingga pada suatu waktu, doa itu mulai terjawab dan memberi kepastian yang benar-benar di luar dugaan sama sekali. Bulan Agustus 2015 kemarin, saya mengalami kejadian yang saya sebut sebagai “Momen 180 Derajat”. Tuhan merombak habis semua hal yang telah saya doakan dan harapkan. Seiring berjalannya waktu, kenyataan yang terjadi sehari-hari pun seolah menambah keyakinan saya bahwa doa saya akan terjadi sesuai dengan harapan dan hanya menunggu waktu-Nya Tuhan. Saya semakin meyakininya dan berani merencanakan suatu hal jika apa yang saya doakan benar terjadi suatu saat nanti. Namun, hingga pada waktu-Nya, kenyataan benar-benar 180 derajat berbeda dari semua kata yang saya tuturkan di dalam doa. Semua keyakinan penuh selama ini benar-benar terasa hancur hanya karena satu waktu yang menjawab sebuah doa dan rencana yang telah saya buat. Tuhan benar-benar merombak habis semuanya, pikir saya.

Saya terkejut. Saya mengeluh di hadapan Tuhan. Saya merasa bahwa saya harus memulainya lagi dari awal. Melihat kenyataan benar-benar 180 derajat berbeda dengan harapan dan rencana saya, saya melakukan penuntutan pada Tuhan, meski saya tetap berpikir, pantaskah saya melakukannya. Semua isi hati saya pun saya curahkan pada-Nya.Ada saatnya saya ingin mengeluh dan memikirkan kenyataan yang terjadi. Namun, saya tetap menyadari bahwa Tuhan sangat menyayangi saya. Saya bersyukur hal ini terjadi karena Tuhan pasti telah merencanakan sebuah masa depan yang terbaik bagi saya. Saya memutar ulang kembali semua yang saya rencanakan dan menyerahkan semuanya ke dalam tangan Tuhan saja. Toh, hidup saya adalah milik-Nya. Saya berdoa. Tidak banyak kata yang terucap. Saya hanya berkata “Terserah Tuhan. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Segala sesuatunya adalah dari Tuhan, untuk Tuhan, dan oleh Tuhan. Kemuliaan bagi-Mu selama-lamanya. Amin.”

Waktu Tuhan tiba dan sebuah kenyataan terjadi. Tuhan menjawab doa saya dan membuat saya tersenyum. Saya itu saya berkata,“Tuhan, Engkau Pribadi yang misterius. Segala hal dapat Engkau lakukan. Apa yang telah aku rencanakan, Tuhan gantikan dengan yang terbaik. Dan aku bersyukur atas itu.”

Ketika kenyataan benar-benar tidak sama dengan doa dan harapan yang telah kita panjatkan, tetaplah taruh hati dan keyakinanmu hanya kepada Tuhan. Mungkin akan terasa sulit ketika menerima kenyataan yang terjadi. Butuh kesiapan hati yang total. Namun, kita memiliki karunia iman yang telah Tuhan sediakan. Hanya tinggal bagaimana kita mau menghidupi iman itu di dalam diri kita. Jika Alkitab menyebut iman sebesar biji sesawi, biarlah kita memiliki iman tersebut dan memeliharanya setiap waktu di dalam Kristus agar terjadi pertumbuhan dan kedewasaan Rohani yang Tuhan telah sediakan.Tuhan itu baik. Luar biasa baik. Sekarang saya menjalani kehidupan yang luar biasa dan saya belajar melihat apa yang akan diperbuat-Nya bagi hidup saya. Satu kunci kehidupan yang saya tahu adalah, kekristenan bukanlah usaha manusia untuk hidup bagi Dia, tetapi suatu relasi di mana Dia yang bekerja dan menjalani kehidupan-Nya di dalam dan melalui kita. Kalimat itu disampaikan oleh salah seorang teman saya dan sangat memberkati saya. Bahwa segala sesuatunya adalah kasih karunia Tuhan. Dan ketika kenyataan tidak terjadi sesuai dengan rencana dan harapan yang sudah saya yakini, saya akan tetap memandang Yesus. Ketika terasa berat dan sulit, saya akan tersenyum dan berkata,”Justru dalam kelemahankulah, kuasa-Mu sempurna.”

Penulis :  Maryati Citra E. Oktaviany


Tulisan ini adalah kontribusi dari visitor Jawaban.com, Anda juga dapat berbagi dan menjadi berkat dengan mengirimkan kisah inspiratif, kesaksian, renungan, pendapat Anda tentang isu sosial atau berita yang terjadi di lingkungan dan gereja Anda dengan mengirimkannya ke alamat email : [email protected].

Sumber : Maryati Citra E. Oktaviany
Halaman :
1

Ikuti Kami