Setengah jam Bersama George Puah

Kata Alkitab / 21 September 2015

Kalangan Sendiri

Setengah jam Bersama George Puah

daniel.tanamal Official Writer
3338

<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Pria setengah baya ini sehahursnya menjadi bhiksu atau pendeta karena hatinya dipenuhi dengan belas kasihan. Dari tutur kata dan pandangan hidupnya, ia menyimpan banyak hikmat dan kebenaran. Sepanjang perjalanan dari Lucky Plaza menuju Pasir Panjang, ia tidak henti-hentinya menuturkan pandangannya tentang hidup dalam kebaikan.

Ayah dari tiga anak ini sangat mengagungkan kebaikan karena riwayat hidupnya. Ia menjadi anak yatim piatu sejak umur sebelas tahun. Kesulitan yang menerpa masa kecilnya telah membuatnya dewasa dalam menghadapi segala pancaroba. Baginya, penderitaan itu seperti tambang hikmat. Ia tidak takut berhadapan dengan krisis, konflik atau masalah. Ibarat berlian, makin tekan makin matang. Semakin banyak gesekan semakin cemerlang.

George Puah bukan pegawai kantor sosial atau relawan yayasan kemanusiaan namun setiap siang ia akan membeli nasi bungkus untuk seorang janda yang berumur 83 tahun. Seminggu sekali ia harus mengantarnya kontrol di rumah sakit, kemudian membawanya pulang ke apartemennya. George Puah tidak mengharapkan imbalan apa-apa, ia sangat senang bisa melakukan kebaikan, karena ia tahu persis bahwa kebaikanlah yang akan menemaninya saat memasuki kekekalan.

Pria Singapura yang murah senyum ini hanyalah seorang sopir taksi. Namun ia adalah sopir taksi yang sangat istimewa. Ia tahu bahwa menjadi sopir itu mulia, ia tidak hanya mengantar orang menuju hotel atau shopping mall, ia juga selalu mengambil kesempatan untuk mengantar penumpangnya menuju hidup yang lebih baik dengan cara memberikan ceramah singkat kepada setiap penumpangnya.

Sepanjang 30 menit, saya sangat diberkati oleh seorang sopir taksi yang bekerja bukan untuk mencari makan atau kedudukan, namun ia bekerja untuk mencari makna. Ia tahu persis bahwa makna hidup tidak ditemukan dalam harta, kuasa, atau permata. Makna ditemukan dalam karya kebaikan untuk mereka yang berhak menerimanya.

Sebelum turun dari taksi saya sempat mengatakan bahwa saya adalah seorang hamba Allah yang dipercaya mengelola rumah anak yatim piatu. George langsung komentar, "wah...dari tadi saya melihat wajah bapak bersinar dan merasakan kekuatan energi positif keluar dari tubuh bapak. Itulah sebabnya saya mau mengantarkan bapak", ada empat taksi sebelumnya yang tidak mau mengantarkan kami. Makluk jam sibuk di Orchard Road. Tetapi yang namanya kebaikan tidak kenal jam sibuk, macet atau imbalan. Kebaikan adalah bahasa yang bisa didengar oleh orang tuli dan dilihat oleh orang buta.


(Penulis adalah Pdt Paulus Wiratno)


Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)
Halaman :
1

Ikuti Kami