Sebuah penelitian yang diterbitkan di Sydney Morning Herald baru-baru ini membuktikan bahwa semakin banyak anak atau keturunan dalam sebuah keluarga, semakin baik pula kondisi keluarga tersebut.
Studi yang dilakukan selama lima tahun di Edith Cowan University, Australia ini menemukan bahwa keluarga yang memiliki empat atau lebih anak ditemukan paling bahagia dan menikmati hidupnya daripada sekedar merasakan dampak dari kekacauan atau kewalahan saat mengurus keluarga besar.
Kepala peneliti, Bronwyn Harman menjelaskan, hasil wawancara terhadap ratusan orang tua yang terdiri dari berbagai latar belakang. Seperti orang tua berbeda jenis kelamin, sesama jenis, ibu tunggal, bapak tunggal, keluarga dengan banyak anak, dan yang memiliki anak tunggal. Ditemukan bahwa hampir semua keluarga dan struktur hubungan keluarga yang berbeda berkontribusi menyumbang dukungan sosial, kebahagiaan dan rasa percaya diri bagi orang tua. Faktor-faktor pendukung ini jelas berbeda dalam keluarga yang satu dan lainnya.
Harman menyampaikan bahwa keluarga yang memiliki banyak anak akan mendapatkan lebih besar dukungan dan jarang merasa bosan. Sayangnya, banyak orang yang masih belum menyadari manfaat ini sehingga akan cenderung mengkritik keluarga yang memiliki banyak anak. Selain itu, anak-anak yang tumbuh dalam sebuah keluarga besar ternyata akan lebih cepat bertumbuh lebih mandiri dan bertanggung jawab karena mereka segera dilibatkan dalam mendukung orang tua dan membantu adik atau kakaknya.
“Orang tua biasanya mengatakan bahwa mereka mengingini keluarga besar, hal itu direncanakan sesuai dengan caranya dan itu adalah gaya hidup yang mereka pilih,” kata Harman.
Di sisi lain, studi ini juga menemukan baik orang tua tunggal dan orang tua dengan banyak anak sama-sama dibentuk menjadi orang tua yang lebih tangguh dan bertanggung jawab. “Anak-anak bukan sebuah kecelakaan. Orang tua harus menghadapi banyak kesulitan dan memikirkan biaya. (Karena) Mereka melihat anak sebagai berkah yang mutlak,” lanjut Harman.
Ayah tunggal, misalnya, adalah orang tua yang paling tak puas dalam hidupnya. Studi ini menunjukkan ayah tunggal seringkali dipersalahkan karena perpecahan keluarga dan dituduh tak bertanggung jawab. Akhirnya mendorong mereka untuk berjuang keras membesarkan anak. Ayah tunggal yang memiliki anak laki-laki justru dianggap memiliki hubungan yang lebih kuat karena diikat secara emosional saat melewati masa sulit bersama.
Jadilah bagian dari kami, mari bermitra dengan kami (Mitra CBN) mendukung pelayanan lewat media dan membawa dampak positif lewat websitewww.jawaban.com Klik DI SINI.
Sumber : Deseretnews.com/jawaban.com/ls