Sebelum menggeluti profesinya sebagai pelatih selancar di Innerlight Surf Camp, Ben Martin di masa mudanya pernah gagal mengejar mimpi menjadi peselancar terbaik, dan akhirnya harus drop out (DO) dari kampus tempatnya kuliah.
Tujuan hidupnya seakan sirna dan menyeretnya jatuh ke dunia narkoba dan kriminal. Namun, pada suatu malam, ketika dia menyetir di jalan tol dibawah pengaruh alkohol dan narkoba, dia hampir celaka dimana mobilnya terguling sampai beberapa kali.
Saat itu dia mendengar Tuhan berbicara secara pribadi. Tuhan berkata, “Kamu sudah meminta Ku membantumu dan inilah Aku, meski hal itu akan sangat sulit, tetapi Aku akan memperhatikan mu melalui semua itu. Aku ingin engkau kembali ke TKP,” kenang Martin.
Tetapi Martin tidak kembali ke lokasi kecelakaan, dia ditangkap dan akhirnya harus menjalani hukuman tiga bulan penjara. “Aku berada dalam pengaruh oxycotin (sejenis narkoba, red) dimana Anda akan mati perlahan-lahan. Aku benar-benar tampak seperti ikan yang jatuh ke lantai. Dan Dia (Tuhan) datang ke penjara dan hal itu seperti (menemukan) wanita yang tertangkap melakukan perzinahan”.
Martin masih mengingat bahwa kala itu Tuhan berkata: Aku tidak menghukummu, pergi dan jangan berbuat dosa lagi. “Hadiah tanpa penghukuman itu memberi ku kekuatan untuk pulih dan mengubah ku di dalam penjara”.
Setelah malam itu, Martin tidak lagi kembali menoleh kebelakang. Dia merasa Tuhan mendesaknya untuk menggunakan bakat alaminya berselancar untuk mengajar orang lain.
“Dia hanya memberi ku rumus sederhana, berselancar seperti ABC. Dan dengan urapan dan kasih karunia-Nya, aku sudah bisa mengajarkan kepada setiap orang cara berselancar”.
Perjalanan pertemuan itu membawa Martin menjadi seorang pelatih selancar yang menarik dan digemari di Innerlight Surf Camp, sebuah organisasi selancar Kristen yang menghadirkan Tuhan sebagai pemandu sebelum mengarungi ombak lautan.
Ya, Martin dan Tuhan sama-sama berselancar. Sebab mereka mewajibkan setiap orang yang hendak belajar atau bermain di lautan, terlebih dahulu berdoa. Ia meyakini bahwa doa memiliki kekuatan untuk melindungi dan memberi setiap orang rasa aman. “Kita akan berjumpa dengan hiu di dalam air..Kita menempatkan iman kita dalam tindakan ketika kita masuk ke dalam teluk dan kita akan aman ketika bergantung kepada Allah,” terangnya.
Martin bersyukur dengan bakat yang dia miliki. Karena dengan itu dia bisa memuliakan Tuhan dengan membagi kasih yang dia alami sendiri kepada orang lain.
Sumber : Cbn.com/jawaban.com/ls