Ibrani 11:8
Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu.
Banyak orang Kristen frustasi karena keinginan mereka tidak terpenuhi sehingga mereka banyak yang ingkar janji dalam mengikut Tuhan, bahkan tak sedikit diantaranya yang meninggalkan iman (pengalaman pelawatan) karena menghadapi tekanan hidup dan ketakutan, dan akhirnya pindah agama. Hal ini menjadi bukti bahwa orang-orang demikian telah meninggalkan imannya.
Surat Paulus kepada Jemaat di Ibrani dalam Ibrani 11 dikisahkan tentang iman dan saksi-saksi iman. Menurut Ibrani, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Perkataan ini merupakan deskripsi apa itu iman dan bagaimana iman itu bekerja, iman yang benar itu bukan optimisme yang membabi buta atau perasaan yang dibuat-buat dengan berharap semoga terjadi demikian. Warren Wiersbe mengatakan, ”Iman yang benar ialah ketaatan yang penuh keyakinan kepada firman Allah bagaimana pun keadaannya dan apa pun akibatnya”.
Iman bekerja dengan cara yang sangat sederhana, Allah berbicara dan kita mendengar. Kita mempercayai dan menaati firman-Nya. Penulis surat Ibrani memberikan contoh-contoh saksi-saksi iman, diantaranya adalah Abraham yang kita kenal sebagai bapa orang percaya.
Dalam Ibrani 11 ini, Paulus menjabarkan secara mendalam tentang iman Abraham selama mengikut Tuhan, diantaranya:
-Kepercayaan Abraham saat Ia harus berangkat ke tempat yang tidak ia ketahui.
-Keteguhan iman Abraham akan janji Tuhan tentang keturunan yang tampak seperti mustahil namun terjadi seturut kehendak-Nya.
-Kerelaan Abraham sebagai seorang bapa yang harus mempersembahkan anaknya Ishak
Ketiga permintaan ini sangat tidak mudah, tetapi Abraham tetap taat. “Dalam iman mereka sudah mati sebagai orang yang tidak memperoleh apa-apa, tetapi dari jauh melihatnya dan melambai-lambai dengan iman”.
Iman Abraham digambarkan sebagai a visionary faith (iman yang visioner), growing faith (iman yang bertumbuh) dan enduring faith (iman yang kekal, red).
Dalam hal ini, iman Abraham digambarkan kekal dan tidak berubah. Seperti kisah ketika pasukan romawi ribuan tahun lalu menyerbu Inggris. Saat itu kapal yang mereka daratkan dibakar habis. Satu-satunya pilihan yang harus mereka tempuh adalah maju atau kemungkinan mati. Mengapa? Karena mereka sudah tiba pada “point of no return”. Hal ini menjadi sebuah ilustrasi bahwa tidak ada istilah mundur dalam mengikut Yesus. Yang ada hanya maju, maju dan maju.
Salah satu hal yang membuat kita tenang adalah Tuhan selalu beserta kita, yang kita butuhkan adalah taat. Namun tantangan besar sehingga kita tidak taat. Petrus pernah menyangkal, tetapi Tuhan menerima kembali, sehingga merasa malu. Ketika menerima hukuman baru tahu betapa besarnya anugerah Tuhan dan tidak mau berbalik ke belakang. Pemeliharaan Tuhan yang menguatkan panggilan kita.
Ibrani 11 adalah firman Tuhan yang mengingatkan kita tentang berbagai-bagai tantangan yang dihadapi orang Kristen agar tetap bertahan dalam imannya, seperti beratnya penganiayaan yang ditanggungkan oleh orang Kristen keturunan Yahudi di masa lalu, agar iman orang percaya terus bertumbuh dan tetap setia mengikut Tuhan sampai mati.
Lalu bagaimana supaya tidak ingkar mengikut Tuhan?
2. Percaya akan janji-janji Allah, Dia setia dan mampu menjawab setiap janji-Nya, jangan iman yang berfokus pada berkat.
3. Harus memelihara iman dan menaati firman-Nya “karena iman Abraham taat” mengapa Abraham taat, karena dai percaya kepada perkataan Allah. Ada unsur ketaatan: “Melihat dari jauh, pengharapan, merindukan tanah surgawi”Bagaimana komitmen jemaat Tuhan mengikut Tuhan?
4. Mengikuti teladan iman dari tokoh-tokoh iman, ada 16 tokoh iman sebagai model untuk kita teladani.
‘Tak ku ingkar lagi’. Pernyataan ini
adalah sebuah komitmen atas pengalaman perjalanan dalam beriman kepada Tuhan.
Abraham pernah meragukan Tuhannya ketika ia menghampiri Hagar pembantu Sarah,
ia pernah 2 kali mengaku bahwa Sarah itu saudaranya karena ia takut di bunuh
karena ternyata Sarah cukup cantik untuk menyebabkan ia dibunuh. Maka komitmen
untuk tidak ingkar lagi adalah sesuatu yang sangat penting.
1. Banyak orang berpikir bahwa ia cukup beriman dan percaya kepada Tuhan. Dalam
berpegang pada janji berkat dari Tuhan.
2. Banyak orang berpikir bawha ia cukup beriman kepada Tuhan, dalam aman dan sukses.
3. Banyak orang berpikir bahwa ia cukup beriman kepada Tuhan, alam sehat dan serba ada.
4. Tidak banyak orang menemukan bahwa ia beriman dan cukup percaya kepada Tuhan ketika: janji indah tidak sama dengan kenyataan, ketika.ekonomi tidak mencukupi, ketika penyakit yang berkepanjangan tidak kunjung sembuh, ketika rasa aman terusik dan ketika segala sesuatu tidak sesuai dengan harapan.
Maka ketika Tuhan meminta Abraham mempersembahkan Ishak anak yang paling dikasihinya, anak yang dijanjikan oleh Tuhan dan harapan satu-satunya itu, bukan karena Tuhan tidak tahu iman Abraham, bukan juga karena Tuhan sedang bermain-main akan janji-Nya. Tetapi supaya Abraham sendiri tahu kualitas imannya kepada Tuhan, supaya ia menemukan inilah iman kepada Tuhan, yaitu tidak ada yang lebih dikasihi selain Tuhan, tidak ada yang menempati hidupnya lebih daripada Tuhan dan tidak ada lagi yang dapat menggoyahkan imannya. Karena iman adalah kepercayaan penuh dalam kondisi apa pun itu.
Sumber : Persekutuan GII Hok Im Tong/jawaban.com/ls