Dengan sangat terkejut Paulo mulai menyadari bahwa nama penulis doa itu adalah dirinya sendiri. Doa itu pertama kali diterbitkan pada awal tahun 1980-an di sampul sebuah buku puisi. Tanpa disangka-sangka doa itu justru menjadi bagian yang penting bagi sejumlah orang di sana. Ada keyakinan yang kuat dalam hati seorang Paulo untuk menyebarluaskan doa itu kepada banyak orang, berharap doa tersebut bisa menjadi pendorong bagi setiap orang untuk menulis doa mereka sendiri; doa-doa permohonan pribadi atau bagi orang lain yang sangat penting.
Demikian isi doa tersebut:
Tuhan, lindungilah keraguan-keraguan kami, sebab Keraguan pun sebentuk doa. Keraguan-lah yang membuat kami bertumbuh dan memaksa kami untuk tak takut melihat sekian banyak jawaban yang tersedia untuk satu pertanyaan. Kabulkanlah doa kami..
Tuhan, lindungilah keputusan-keputusan kami, sebab membuat keputusan pun sebentuk doa. Setelah bergulat dengan keraguan, beri kami keberanian untuk memilih antara satu jalan dengan jalan lainnya. Biarlah kiranya pilihan YA tetap YA dan pilihan TIDAK tetap TIDAK. Setelah kami memilih jalan kami, kiranya kami tidak pernah menoleh lagi atau membiarkan jiwa kami digerogoti penyesalan. Kabulkanlah doa kami…
Tuhan, lindungilah tindakan-tindakan kami, sebab Tindakan pun sebentuk doa. Kiranya makanan kami sehari-hari menjadi buah dari segala yang terbaik dalam diri kami. Kiranya kami bisa berbagi walau sedikit saja dari Kasih yang kami terima, melalui karya dan perbuatan. Kabulkanlah doa kami…
Tuhan, lindungilah impian-impian kami, sebab Bermimpi pun sebentuk doa. Kiranya usia maupun keadaan-keadaan tidak menghalangi kami untuk tetap mempertahankan nyala api harapan dan kegigihan yang suci itu di dalam hati kami. Kabulkanlah doa kami..
Tuhan, berikanlah antusiasme kepada kami, sebab Antusiasme pun sebentuk doa. Antusiasme-lah yang memberitahu kami bahwa hasrat-hasrat kami penting dan laak diperjuangkan semaksimal mungkin. Antusiasme-lah yang mengukuhkan kepada kami bahwa segala sesuatu tidaklah mustahil asalkan kami sepenuhnya berkomitmen pada apa yang kami lakukan. Kabulkanlah doa kami…
Tuhan, lindungilah kami, sebab Hidup ini adalah satu-satunya cara bagi kami untuk mengejawantahkan kuasa keajaiban-Mu. Kiranya bumi tetap mengolah benih menjadi gandum, kiranya kami bisa tetap mengubah gandum menjadi roti. Dan semua ini hanya dimungkinkan apabila kami memiliki Kasih; karenanya, janganlah kami ditinggalkan seorang diri. Biarlah selalu ada Engkau di sisi kami, dan ada orang-orang lain – laki-laki dan perempuan-perempuan – yang menyimpan keraguan-keraguan, yang bertindak dan bermimpi dan merasakan antusiasme, yang menjalani setiap hari dengan sepenuhnya membuktikannya kepada kemuliaan-Mu. Amin
Sumber : Buku Seperti Sungai yang Mengalir by Paulo Coelho/ls