Toleransi Dosa
Sumber: Taholtorf.wordpress.com

Kata Alkitab / 20 July 2015

Kalangan Sendiri

Toleransi Dosa

Lori Official Writer
5387
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toleransi diartikan sebagai sikap membiarkan atau memperbolehkan suatu penyimpangan berdasarkan batas ukur yang dapat diterima. Seperti halnya ketika seseorang ‘toleran’ untuk mengkonsumsi obat-obatan tertentu yang sudah diketahui tidak bekerja baik dalam tubuh secara terus menerus. Hal ini juga mungkin terjadi dalam tubuh Kristus. Kita datang ke suatu tempat, sebagai orang Kristen, kita berpikir memiliki kemampuan untuk bertahan dari jerat dosa, tanpa harus bereaksi terhadap penyimpangan yang kita saksikan.

Manusia modern saat ini mungkin telah mengalami toleransi serupa. Seperti seseorang yang menyaksikan adegan berciuman antara sesama jenis di televisi. Awalnya hal itu mungkin terlihat asing dan menjijikkan. Namun ketika menyaksikan hal serupa di lain kesempatan, adegan itu sudah tampak biasa-biasa saja, seperti beragam adegan heteroseksual di sejumlah media yang telah dianggap lumrah karena ditayangkan secara bebas. Jika program televisi saja sudah mentolerir penayangan adegan yang tidak sesuai norma kepada publik, bisa dibayangkan bagaimana persepsi manusia tentang adegan-adegan serupa 50 tahun ke depan.

Tanpa kita sadari, kita mungkin ditempatkan di tengah-tengah percakapan wanita-wanita berusia. Dalam percakapan itu, ada yang berbagi soal semangat dan ada pula soal keputusasaan. Di saat-saat demikian, sebagian orang Kristen bisa saja memilih untuk diam dan tak memberi masukan. Namun yang lainnya memilih untuk bertindak dan meminta pertolongan Tuhan. Inilah yang patut kita lakukan.

Kita bisa membagikan firman Tuhan yang menuliskan tentang beragam persoalan manusia. Kita disarankan untuk memilih firman Tuhan sebagai satu-satunya standar kebenaran. Jika kita sudah memilih melakukan hal itu, maka bagikanlah firman kebenaran ini kepada mereka yang patut kita tolong:

Yohanes 14 : 6

“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”.

Bila Anda benar-benar peduli dengan kehidupan orang lain, maka sampaikan kebenaran ini kepada mereka yang belum mengenal pribadi Yesus.

1 Petrus 3: 15

“….Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat”.

Apakah kita siap membagikan firman Tuhan dan harapan yang ditawarkan-Nya kepada setiap orang? Apakah kita sudah berbicara dalam kasih karena kita peduli dengan orang lain? Apakah kita tetap diam atau tidak berargumen ketika kita melakukan percakapan dengan orang-orang yang kehilangan harapan dan tidak mempercayai janji Tuhan?

Di zaman sekarang ini, toleransi tampak populer karena dianggap sebagai makna dari ‘acuh’ atau tidak peduli. Sadar atau tidak sadar, banyak orang yang terjebak dalam paradigma demikian. Kita banyak kali mentolerir pilihan salah seseorang dan tidak merasa bertanggung jawab secara moral akan konsekuensi  dari pilihan salah tersebut.

Tentang hal ini, Alkitab menuliskan bagian paling penting bahwa orang yang masuk ke dalam Kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan kehendak Bapa (Matius 7: 21-23). Yesus dengan tegas mengatakan bahwa bukan tentang melakukan hal yang baik, tetapi hal yang jauh lebih penting dari itu adalah melakukan kebenaran.

Sayangnya budaya kita saat ini lebih menghargai toleransi yang bermakna ‘acuh’ dan enggan memperkatakan kebenaran sesuai firman Tuhan. Tuhan meminta kita untuk tetap memegang firman-Nya sebagai standar kebenaran untuk meluruskan pandangan keliru yang telah banyak dipercayai manusia duniawi. Jika kita benar-benar peduli dengan orang-orang di sekitar kita, berbicaralah tentang kebenaran. Jangan biarkan Tuhan menangis karena manusia memilih budaya toleransi yang ‘acuh’ terhadap dosa.

Sumber : Janetdenison.com/jawaban.com/ls
Halaman :
1

Ikuti Kami