Pasangan dengan tiga anak ini terbilang berhasil dengan bisnis komputer. Namun mereka menyembah roh-roh dengan ritual sehari-hari. Mulanya Suwandy dan Kho Lilie hanya menanyakan mengenai masalah kehidupan, namun seterusnya mereka mulai menggantungkan hidup mereka pada roh yang disembah.
Hidup dalam ketakutan, mistis, dan tidak rasional membuat mereka tidak percaya diri dan tidak punya perlindungan. Kepercayaan mereka terhadap roh-roh kegelapan semakin kuat setelah permintaan mereka agar mempunyai anak perempuan terkabulkan. Namun hal tersebut justru membuat roh-roh tersebut semakin jauh merasuki kehidupan mereka.
Pasangan ini mulai merasa bahwa setiap yang mereka lakukan, selalu ada harga yang harus dibayar. Ketika dirasa bahwa roh-roh tersebut mulai terganggu, mereka berdua sepakat untuk mencari guru spiritual lain untuk melawan roh-roh tersebut. Namun yang terjadi, ancaman datang dan anak perempuan mereka yang menjadi tumbalnya. Setelah itu, setiap tingkah laku mereka seperti diawasi.
Pada akhirnya, pasangan ini tetap mencari guru lain. Namun cara ini sebentar saja berhasil membuat hidup mereka tenang, karena setelahnya tidak ada damai sejahtera dalam hidup mereka. Suwandy dan Kho Lilie juga lebih memproritaskan ritual mereka dibandingkan anak-anaknya.
Hingga Suwandy atau biasa dipanggil Akiang mengalami pecah pembuluh darah dan harus segera menjalani operasi. Pada saat itulah saudara-saudara mereka datang untuk memberikan penguatan dan penghiburan. Bahkan Hamba Tuhan juga datang untuk mendoakan dirinya dan suaminya.
Namun, kondisi sang suami setelah operasi pun begitu menyedihkan. Akiang tidak bisa berbicara. Dirinya kehilangan fungsi motorik yang mengakibatkan dirinya tidak bisa membaca dan berbicara. Situasi ini membuat sang istri kian bingung dan membutuhkan pertolongan.
Hingga seorang Hamba Tuhan datang untuk memberi penguatan kepada Akiang dan memberitakan penginjilan tentang hidup kekal dan sukacita didalam Yesus. “Yang tadinya penuh dengan tekanan, ketakutan, sekarang sudah berubah cerah,” ungkap Jusmin sang Hamba Tuhan. “Dan saya merasakan damai yang belum saya rasakan sebelumnya. Karena itu saya mau terima Yesus,” kata Akiang.
“Akhirnya saya mulai percaya pada nama Yesus, saya mulai belajar bacakan Kitab Suci dan mendoakan suami saya. Dan saya melihat mukjizat demi mukjizat terjadi. Benar kata hamba Tuhan itu kepada saya, bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup. Dan tidak ada seorang pun yang ke sorga kalau tidak melalui Yesus. Karena kita butuh Yesus yang telah menghapuskan dosa-dosa kita dengan darahnya yang kudus,” ungkap Lilie.
Perubahan besar terjadi pada keluarga Suwandy dan Lilie, Tuhan turut bekerja atas proses kesembuhan Suwandy. Dan saat ini dia sudah berjalan dan berkomunikasi. Keluarga dipulihkan, bisnis dan usaha terus berjalan. Keluarga mengalami sukacita dan keharmonisan yang sebelumnya belum pernah dialami, tentu dengan kehadiran Tuhan ditengah-tengah keluarga mereka.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more