Belajar Mengampuni dari Orang Tua ini

Kata Alkitab / 13 July 2015

Kalangan Sendiri

Belajar Mengampuni dari Orang Tua ini

daniel.tanamal Official Writer
4984
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-fareast-language:EN-US;} </style>

Kisah pengampunan paling mengharukan dan sangat dramatis terjadi pada April 2014 silam ketika seorang pria Iran bernama Balal lolos dari tiang gantungan karena pengampunan yang diberikan oleh sepasang orangtua. Ceritanya, 7 tahun sebelumnya dalam sebuah perkelahian Balal menikam seorang pria bernama Abdollah Hosseinzadeh yang berusia 18 tahun dan menyebabkan kematian.

Pengadilan pun segera memvonis mati Balal dengan cara eksekusi gantung. Saat Balal bersiap menjalani hukuman gantung tersebut, tepat di sebuah kursi dengan mata tertutup kain dan leher dikalungi tali, sebuah kejadian mengharukan terjadi. Pengadilan setempat memperbolehkan keluarga korban untuk mengambil bagian di dalam eksekusi, termasuk jika mereka menginginkan sebagai eksekutornya.

Orang tua korban yang memiliki kesempatan untuk menendang kursi, agar si pelaku tergantung, justru memberi pengampunan kepada orang yang telah membunuh anak mereka, dalam beberapa detik sebelum petugas memberikan aba-aba eksekusi. Ibu korban hanya menampar wajah pembunuh anaknya sambil menangis, kemudian melepas tali dari leher Balal. Banyak orang yang saat itu hadir untuk melihat proses eksekusi tersebut, terkejut.

Dan suasana lokasi eksekusi saat itu menjadi haru, bahkan banyak yang meneteskan air mata. Terlebih lagi, ketika ibu Balal mendatangi ibu korban yang memberi pengampunan kepada anaknya itu, lalu memeluknya erat sambil menangis. Setelah kejadian itu, seorang wartawan yang meliput proses eksekusi, bertanya kepada ayah korban, mengapa hal itu bisa terjadi. Dan ia menjawab, "Tiga hari lalu, istri saya bermimpi bertemu Abdollah.

Dalam mimpinya, anak kami mengatakan dirinya telah berada di tempat yang baik. Dan baginya tidak perlu untuk membalas." Sekalipun berdasarkan mimpi, tetapi dalam kisah ini, kita melihat bahwa orang tua Abdollah tidak mementingkan ego mereka untuk membalas dendam yang sudah mereka tahan selama kurang lebih 7 tahun. Bagi mereka, cukuplah 7 tahun Balal mendapat kurungan penjara. Karena mereka merasakan apa yang akan dirasakan oleh ibunya jika kehilangan Balal.


Hal ini serupa dengan apa yang dilakukan Tuhan Yesus bagi kita manusia. Dia tahu bahwa kita ini adalah orang-orang yang hina karena dosa. Sesungguhnya kita pantas dihukum, tetapi Ia memberikan kita pengampunan dengan merendahkan diriNya yang agung itu menjadi serupa dengan kita, namun Ia tidak berdosa seperti kita. Tuhan kita bukanlah Tuhan yang egois, Ia tidak ingin membalas kita. Tuhan telah mengampuni kita! Sebagai bentuk terima kasih kita kepadaNya, sudahkah kita memberikan waktu kita untuk Dia? Setidaknya, dalam 24 jam yang tersedia dalam sehari, kita memberikan waktu kita sejenak untuk bersekutu menikmati kehadiranNya di dalam diri kita. Jangan memberikan waktu kita yang tersisa buat Tuhan, tetapi sisihkanlah waktu kita buat Dia. Jangan hanya memikirkan apa yang kita mau dalam hidup ini, tetapi pikirkanlah juga apa yang Tuhan mau di dalam hidup kita.


Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami