Rico Sitompul adalah
seorang pria pencemburu dan temperamental. Sikap itulah yang membuat dirinya berulang
kali menghadapi masalah rumit dalam rumah tangga. Persoalan rumah tangga ini terjadi
sejak awal pernikahannya dengan Arini.
Ketika anak pertamanya
berusia 8 bulan, Arini kembali
memutuskan untuk bekerja. Namun, sebagai mantan pecandu narkoba, Rico dihantui
dengan paranoid yang membuatnya menjadi pribadi yang begitu pencemburu. Kecurigaan
terhadap Arini pun muncul dihati Rico kalau-kalau Arini memiliki selingkuhan di
tempat kerjanya dan mengabaikan keluarga. Sehingga ia kerap kali meminta agar Arini
berhenti bekerja.
Merasa ucapannya
diabaikan, tanpa sepengetahuan sang istri, Rico meninggalkan rumah dan membawa anaknya
Kelvin ke rumah orang tuanya. Hal ini dilakukannya sebagai ancaman bagi Arini
untuk mau berhenti bekerja. “Saya kaget, saya terdiam. Saya nggak tau mesti
berbuat apa. Saya kessel juga tapi saya
gengsi mau mengejar suami saya ke rumahnya karena hubungan saya dengan mertua
saya belum baik,” tutur Arini.
Satu persoalan besar
keluarga Rico sedang mendera. Namun demi keutuhan keluarga ini, Arini terus
berjuang dan mematuhi setiap keinginan Rico, termasuk berhenti bekerja. Namun hal
serupa kembali terjadi, ketika kecemburuan Rico terus memuncak saat dirinya mendengar
ucapan tetangganya bahwa sang istri sering kali di antar pulang kerja. Persoalan
kedua kembali terjadi, dan kali ini Arini merasa sudah tak lagi sanggup menghadapi
sikap suami dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
“Setelah saya
memutuskan untuk menjauh dulu dari suami saya, suatu hari saya bertemu dengan
teman-teman saya di reuni. Waktu saya pulang kata-kata dia untuk ‘bertahan’ itu
terngiang-ngiang terus. Malam harinya saya berdoa, ‘Tuhan apa ia saya harus
bertahan tapi rasanya saya nggak bisa bertahan. Tolong tunjukkan saya jalan
Tuhan apa yang saya lakukan’”.
Pada saat konflik
rumah tangganya yang berada di ujung tanduk, Rico pun sudah merasa tak lagi
mampu berjuang untuk membawa Arini kembali ke rumah. Saat itu pula Rico mulai mencari
Tuhan dengan sungguh-sungguh. Dan saat bertemu dengan orang-orang yang terlebih
dulu mengenal Tuhan, perlahan hati Rico merasa tersentuh. Di saat itu Tuhan mengubah
pribadi temperamen itu.
Peristiwa yang dialami
keduanya akhirnya memberi sebuah pengalaman berharga pada masing-masing pribadi,
pengalaman untuk tidak egois dan mau memaafkan satu sama lain. Hingga suatu kali
Rico pun memutuskan untuk bertemu dengan Arini dan kembali mengajaknya untuk
pulang. Saat itulah Arini mulai berubah pikiran dan ucapan tentang ‘bertahan’ itu
seakan memberinya jawaban akan apa yang hendak ia lakukan. Arini pun menemui
Rico yang kala itu datang ke rumah adik Arini, tempat dimana Arini tinggal bersama
kedua buah hatinya.
“Saat suami saya
datang untuk minta maaf kepada saya, Cuma satu yang saya ingat. Isa Almasih pun
sudah mengampuni saya. Dia sudah datang buat saya, menjadi Tuhan saya, mengampuni
hidup saya, menerima saya apa adanya. Baik buruknya saya. Karena begitu besar
pengampunan yang Tuhan sudah berikan kepada saya, itu memampukan saya untuk bisa
mengampuni suami saya dan menerima dia kembali,” ucap Arini.
Senada dengan itu,
Rico Situmpol pun mengakui bahwa pemulihan rumah tangganya adalah campur tangan
dari Tuhan. Kehidupan yang sebelumnya berantakan, sikap temperamen dan kecemburuan
yang merusak rumah tangganya kini sudah diubahkan. Bahkan Arini pun sungguh
bersyukur karena kini ia memiliki suami yang seperti ia harapkan; bertanggung
jawab, mengasihi keluarga dan tentunya mengasihi Tuhan.