“Penunjukan 9 perempuan sebagai Pansel KPK oleh Presiden adalah sebuah terobosan sejarah. Sayang masih ada yang meragukan kemampuan mereka baik atas alasan gender, bahkan agama. Sudilah siuman bahwa kita sekarang hidup di abad ke-21, di mana sarana-sarana pembantu begitu mudah diperoleh,” kata Yewangoe dalam laman jejaring Facebook yang dimuat pada Jumat, (22/05/2015).
Mantan Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) ini memberikan fakta unggulnya para perempuan dalam semangat melayani di daerah terpencil dan dapat menjadi sebuah ukuran bahwa tidak ada masalahnya jika seorang perempuan menjabat posisi strategis di dalam pemerintahan. “Saya mau memberi tau fakta, di Timor dan Sumba justru pendeta-pendeta perempuan yang sangat bertenaga yang mengunjungi jemaat-jemaat mereka yang terletak di gunung-gunung dan di lembah-lembah dengan berjalan kaki. Sebenarnya sejarah bangsa kita cukup royal untuk menyajikan pemimpin-pemimpin perempuan, bahkan pemimpin perang di masa lalu. Mari belajar dari sejarah. Merdeka!” tutupnya.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo mengangkat kesembilan perempuan tersebut di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (21/5/2015), tepat sebelum bertolak ke Jawa Timur. Jokowi mengaku sengaja memilih kesembilan perempuan dari berbagai latar belakang itu untuk memilih para anggota KPK yang baru, menggantikan para komisioner KPK yang akan berakhir tugasnya akhir tahun ini. Dirinya berharap bahwa mereka dapat mempraktekkan kompetensi, integritas, dan juga keahlian yang lengkap sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.
"Saya bekerja keras membentuk Panitia Seleksi Komisioner KPK. Ada ahli-ahli hukum, ada ahli manajemen organisasi, psikolog, sosiolog, dan ahli tata kelola pemerintahan. Dengan kriteria kompetensi ini, saya berharap komisioner yang terpilih (calon-calonnya oleh Pansel ini) nanti memiliki kemampuan yang lengkap, yang mampu memperkuat kelembagaan KPK, yang mampu meningkatkan sinergi KPK dengan lembaga penegak hukum lainnya dalam rangka membangun sistem pencegahan dan pemberantasan korupsi," kata Jokowi.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno sendiri pemilihan sembilan
orang anggota itu dilakukan Jokowi dengan pertimbangan kompetensi dan
keberagaman keahlian. "Presiden memilih berdasarkan kriteria-kriteria
sebagaimana tadi yang sudah beliau sampaikan. Ini masalah integritas, masalah
kompetensi, dan juga keberagaman keahlian," kata Pratikno seusai
mendampingi Presiden mengumumkan anggota Pansel KPK di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis.
Apa saja keahlian dan latar belakang keilmuan para
anggota Pansel KPK?
1. Destry Damayanti, MSc
Bidang keilmuan: Ekonomi
Latar belakang: Ahli ekonomi dan keuangan, Chief
Economist Bank Mandiri
2. Dr Enny Nurbaningsih, SH
Bidang keilmuan: Hukum
Latar belakang: Ketua Badan Pembinaan Hukum Nasional
(BPHN) Kemenkumham, dosen Hukum Tata Negara
UGM
3. Prof Dr Harkristuti
Harkrisnowo, SH, LLM
Bidang keilmuan: Hukum
Latar belakang: Ketua Badan Pengembangan SDM
Kemenkumham, mantan Dirjen Administrasi Hukum Kemenkumham, dosen Hukum Pidana
dan HAM FH UI
4. Ir Betti S Alisjahbana
Bidang keilmuan: IT, manajemen
Latar belakang: Mantan General Manager IBM ASEAN dan
Asia Selatan, Ketua MWA ITB
5. Dr Yenti Garnasih SH, MH
Bidang keilmuan: Hukum
Latar belakang: Ahli hukum pidana ekonomi dan pencucian
uang, dosen FH Universitas Trisakti
6. Supra Wimbarti, MSc, PhD
Bidang keilmuan: Psikologi
Latar belakang: Ahli psikologi SDM dan pendidikan,
Dekan Fakultas Psikologi UGM
7. Natalia Subagyo, MSc
Bidang keilmuan: Pemerintahan
Latar belakang: Ahli tata kelola pemerintahan,
Sekretaris Tim Independen Reformasi Birokrasi Kemenpan-RB
8. Dr Diani Sadiawati, SH,
LLM
Bidang keilmuan: Hukum
Latar belakang: Direktur Analisis Perundang-undangan
Bappenas
9. Meuthia Ganie Rochman, PhD
Bidang keilmuan: Sosiologi
Latar belakang: Ahli sosiologi korupsi dan modal sosial, dosen FISIP UI