Umat Kristen Ethiopia Kembali Alami Penganiayaan

Internasional / 26 May 2015

Kalangan Sendiri

Umat Kristen Ethiopia Kembali Alami Penganiayaan

daniel.tanamal Official Writer
7309
<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4 </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style>

Diskriminasi terhadap umat Kristen di Ethiopia kembali terjadi. Kali ini jemaat di Gereja Meseret-Kiristos mengalami penganiayaan oleh penyerang bertopeng dan juga ditempat lainnya oleh aparat kepolisian yang menganggap mereka melakukan kegiatan yang dianggap “ilegal” dan terlarang. Mereka dicurigai sebagai kelompok yang dapat membahayakan negara.

"Saya diperintahkan untuk mengikuti instruksi dari empat orang bertopeng yang bersenjata. Mereka berbicara dalam bahasa Oromo. Saya juga ditampar dua kali dan diminta untuk berlutut. Mereka menempatkan pistol mereka di mulut saya dan memerintahkan saya untuk membunuh pendeta Girma Hippo dan Endezina," kata Aman Kuni seorang jemaat setempat, berbicara kepada Christian Concern International, seperti dilansir Christian Post, Senin (25/5/2015).

Kuni diancam oleh para penyerang untuk melakukan pembunuhan dalam waktu tiga bulan, setelah itu ia diiming-imingi dengan kehidupan yang makmur di luar negeri. Namun, jika ia menolak, penyerang itu mengancam bahwa tiga anaknya akan dibunuh. Penganiayaan tidak berhenti disitu. Kuni juga mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari aparat pemerintah.

“Kami berkumpul beribadah dan mengajak jemaat untuk menjalankan Firman Allah. Setelah kami selesai ibadah, polisi datang memenjarakan kami. Beberapa orang segera lari ketika mereka melihat kami diperlakukan secara kasar. Kabar baik yang kami beritakan dianggap sebuah kejahatan yang besar,” kata Aman Kuni seorang jemaat setempat, berbicara kepada Christian Concern International, seperti dilansir Christian Post, Senin (25/5/2015).

Pengadilan kemudian memutuskan bahwa mereka tidak bersalah dan dapat dibebaskan dengan membayar uang jaminan sebesar 250 Dollar AS. “Jika kasus semacam ini tidak dibuktikan di pengadilan, ini seperti ada sebuah kesengajaan bahwa ada oknum pejabat tertentu di pemerintahan yang ingin menggunakan institusi untuk menyerang orang-orang Kristen,” sebut staf ICC untuk Ethiopia.

 

 

Sumber : Christian Post | Daniel Tanamal
Halaman :
1

Ikuti Kami