Pilih Rumah Tangga Atau Karier?

Marriage / 27 March 2015

Kalangan Sendiri

Pilih Rumah Tangga Atau Karier?

Puji Astuti Official Writer
3167

Apakah Anda tertarik dengan judul artikel ini? Ada makna apakah yang terkandung dibelakang judul artikel ini? Mungkin diantara Anda ada yang bertanya-tanya bagaimana akhir dari sebuah cerita jika judulnya diawali dengan sebuah kontroversi. Apakah anda menyadari bahwa Anda tertarik pada pasangan hidup Anda karena ada sesuatu yang lain yang Anda temukan pada calon pasangan hidup Anda yang tidak Anda miliki? Mari kita ikuti bersama perjalanan hidup sebuah rumah tangga sejak rumah tangga tersebut dirancang sejak awalnya oleh kedua sejoli yang saat itu masih muda belia.

Robert saat itu berusia dua puluh lima tahun saat ia menyelesaikan kuliahnya dibidang jurnalis dan Martha yang pada saat itu berusia dua puluh tiga tahun masih kuliah dibidang ekonomi. Robert yang sedang merintis kariernya sebagai reporter pada sebuah stasiun televisi menghabiskan kebanyakan dari waktunya diluar rumah untuk mencari berita yang dapat ditanyangkan pada stasiun televisi dimana ia bekerja. Dua tahun kini telah berlalu, Martha telah menyelesaikan sekolahnya dengan baik dan mulai merintis kariernya sebagai manager pada sebuah perusahaan lokal yang bergerak dibidang busana. Kedua pasangan ini kelihatan sibuk dengan karier mereka masing-masing dimana Robert sangat mencintai pekerjaannya, demikian juga Martha.

Lima tahun setelah Robert merintis kariernya sebagai reporter, ia merasa mapan pada usia tiga puluh tahun untuk merintis rumah tangga dengan Martha pujaan hatinya. Keduanyapun mendapatkan restu dari orang tua mereka masing-masing dan merekapun menikah. Kini mereka telah menikah tujuh tahun dan merekapun dikaruniai dua orang anak, Ruben putra sulung mereka dan Jeany putri mereka. Robert yang mata dan telinganya selalu terbuka lebar untuk mendapatkan berita-berita yang hangat bagi stasiun televisi dimana ia bekerja terlalu lelah untuk mendengarkan Martha maupun anak-anak dengan segala keluahan mereka saat ia berada dirumah. Sebaliknya Martha yang juga mata dan telinganya terbuka lebar untuk mendapatkan masukan tentang busana yang disukai baik kaum selebriti maupun khalayak ramai juga terlalu lelah untuk mendengarkan segala sesuatu yang dialami baik oleh Robert suaminya maupun anak-anak yang juga ingin mendapatkan perhatian dari kedua orang tua mereka.

Sepertinya rumah tangga ini berjalan tanpa pemimpin. Robert tidak berfungsi sebagai suami maupun ayah, sebaliknya Marthapun terlalu letih untuk mengambil inisiatif untuk membuat rumah tangganya lebih hidup. Karena Ruben maupun Jeani tidak mendapatkan tempat untuk mencurahkan isi hati mereka apa lagi belaian kasih, maka mereka berduapun mulai mendekatkan diri mereka dengan pembantu rumah tangga mereka yang selalu setia mendampingi mereka hingga mereka pulas di tempat tidur mereka masing-masing. Martha dalam sebuah kesempatan mulai curhat dengan sahabat dekatnya Mona, "Robert sepertinya terlalu cuek dan tidak perduli lagi akan kehadiranku dirumah" demikian Martha memulai curhatnya. Mona yang seharusnya bersifat netral dan menjadi pendengar yang baik tanpa memberikan komentarnya mulai memasukkan hasutan-hasutan tajam kepada Martha, seperti: "Apakah kau yakin Robert tidak mempunyai simpanan atau paling tidak tertarik pada wanita lain"? Martha seketika terhanyut dengan pikiran negatif dan lupa bahwa Robert memang sejak dari awal pernikahan mereka bahkan sejak saat mereka masih pacaran sudah menunjukkan sikapnya yang cuek. Namun karena terbakar oleh pikiran negatif, Martha mulai mengalihkan pikirannya kepada kesalahan demi kesalahan yang diperbuat Robert sekalipun kesalahan kecil yang tidak berarti. Robertpun menjadi jenuh!

Robertpun terpancing akan sikap Martha isterinya yang sering mengada-ada beberapa waktu terakhir ini. Keduanya lupa bahwa mereka menikah untuk membahagiakan satu sama lain; mereka lupa perbedaan-perbedaan yang ada yang membuat mereka justru tertarik satu dengan yang lainnya namun kini mereka mulai menyerang perbedaan-perbedaan yang ada. Kritikan lepas kritikan tajam dan pedaspun mulai mewarnai pernikahan mereka. Sementara Ruben dan Jeany yang mulai beranjak besar menjadi saksi atas perilaku kedua orang tua mereka. Tidak tahan akan pertengkaran yang mewarnai rumah tangga yang ada, Ruben dan Jeany mulai menghabiskan waktu mereka dengan teman-teman mereka dengan mengunjungi mal-mal yang ada di Jakarta. Karena rumah tangga ini berjalan tanpa pemimpin maka hasutan demi hasutanpun mengalir masuk dan rumah tangga itu mulai terpecah. Jika Robert dan Martha tidak dengan segera menghentikan sikap mereka yang terlalu mementingkan diri sendiri maka niscaya rumah tangga ini akan berakhir dengan perceraian.

Penulis mengajak para suami untuk kembali memimpin rumah tangga mereka dan mengajak para isteri untuk tidak mengeraskan hati agar rumah tangga ini dapat dipulihkan kembali. Langkah pertama yang harus diambil adalah bahwa baik suami maupun isteri sama-sama ingin membangun rumah tangga yang berbahagia. Langkah ini tidak boleh dimulai dengan Aku yang benar dan kamu yang salah; atau ikuti caraku karena caraku yang paling benar. Suami dan isteri harus menempatkan keluarga diatas karier mereka. Karena kedua belah pihak tanpa paksaan telah memilih pasangan hidup mereka atas pertimbangan yang matang, sebaiknya kedua belah pihak kembali merenungkan saat-saat berbahagia mereka dan alasan-alasan kenapa mereka memilih pasangan hidup mereka serta kembali mengulangi janji pernikahan mereka untuk tetap setia satu dengan lainnya. Sementara itu suami dan isteri harus dengan segera mengembalikan fungsi mereka sebagai ayah dan ibu dengan memberikan telinga untuk mendengarkan anak-anak mereka saat mereka pulang sekolah. Jika kedua belah pihak tetap mempertahankan karier mereka masing-masing, maka kedua belah pihak harus berani mengambil sikap untuk berada dirumah lebih awal dari kebiasaan-kebiasaan yang selama ini di terapkan dan memberikan diri masing-masing untuk keluarga. Penulis yakin tidak ada benang kusut yang tidak dapat diselesaikan. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat.

Penulis

Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD

Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California

www.rccla.org

Sumber : Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Halaman :
1

Ikuti Kami