Sebagai seorang laki-laki sejati,
Poltak ingin sepenuhnya menafkahi anak-anak dan istrinya. Namun, karena
terbentur dengan pekerjaan, Poltak harus menganggur. Melamar kesana-kemari
Poltak tak kunjung mendapat pekerjaan. Akhirnya Poltak pun memilih untuk
berjualan asongan dan serabutan demi bisa memberikan penghasilan kepada
keluarganya. Istrinya Saminah pun bekerja sebagai kasir di sebuah cafe.
Istrinya Saminah seringkali membuat
Poltak kesal. Hal ini disebabkan karena pertanyaan-pertanyaan yang suka
dilontarkan Saminah kepada Poltak. “ Pak, kamu sudah melamar kemana saja?Sebaiknya
kepala keluarga itu seharusnya bekerja”tanya Saminah. Dengan penuh amarah dan
emosi Poltak pun menjawab “ Gak usah kau ajari aku, kalau itu pun aku tau”. Mendengar
jawaban suaminya itu Saminah langsung pergi bekerja.
Semakin hari pun Poltak semakin
bingung dan penuh takut. Poltak takut kalau istrinya pindah ke hati lain,
karena penghasilannya lebih tinggi daripadanya. Dasar itulah yang membuat
Poltak dipenuhi dengan rasa cemburu. Suatu kali Saminah ingin pergi bekerja
shift malam. Melihat Saminah berdandan, maka Poltak pun dengan geramnya
memarahi Saminah. Poltak menuduh Saminah berselingkuh. Tak terima dengan
perkataan suaminya akhirnya Saminah pun membalasnya dengan penuh emosi.
Pertengkaran pun terjadi dan akhirnya tangan Poltak pun sampai kepada mata
Saminah. Alhasil muka Saminah penuh dengan memar. Mau tak mau Saminah pun tetap
pergi bekerja.
Emosi Poltak pun belum reda. Poltak
pergi ke tempat kerja Saminah. Sesampainya disana Poltak memukuli Saminah.
Namun, akhirnya di pisahkan oleh satpam. Poltak dan Saminah akhirnya pulang ke
rumah. Di rumah, Potak melanjutkan memukuli Saminah. Tak kuat, Saminah pun
mengajak anaknya untuk pergi keluar dari rumah. Semenjak kepergian istrinya,
Poltak merasa kesepian. Akhirnya Poltak menjemput Saminah di rumah mertuanya
yang berada di Lampung.
Akhirnya Poltak dan Saminah berada
dalam satu rumah lagi. Saminah akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja.
Mendengar keputusan Saminah, tentunya Poltak merasa lega. Dirinya terbebas dari
rasa cemburu. Namun, hal itu tidak sebaik apa yang telah dipikiran oleh Poltak.
Mereka sering tidak makan, karena tidak ada uang. Suatu kali mereka bertengkar
karena tidak ada uang untuk makan. Saminah merasa sudah tidak kuat lagi dengan
perlakuan suaminya itu.
Suatu malam Saminah berdoa kepada
Tuhan dan Poltak mendengar doa istrinya itu. Entah mengapa tiba –tiba Poltak
menangis. Dia pun meminta maaf kepada istrinya. Suatu perubahan terjadi dengan
hubungan mereka. Poltak akhirnya sadar bahwa istrinya sangat mencintainya.
Dengan penuh tekad akhirnya Poltak
pergi mengamen dari satu bus ke bus lain. Lagu-lagu yang dinyanyikannya adalah
lagu rohani. Poltak dan Saminah mengaku bahwa penghasilan yang di dapat
suaminya memang tidak banyak. Namun, Saminah bangga dengan suaminya karena
bertanggung jawab memenuhi kebutuhan keluarga.
Semenjak saat itu kehidupan
keluarga mereka sangat harmonis. Perubahan terjadi di dalam karakter Poltak.
Poltak selalu membicarakan segala sesuatunya dengan kepala dingin. Tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Kini Poltak dan Saminah benar – benar mengerti bahwa Yesus hadir sebagai kepada dalam keluarga mereka.
Untuk melihat video lengkapnya silahkan klik disini
Sumber : Poltak Panggabean