Mengejar Ambisi yang Sia-sia
Sumber: old.jawaban.com

Kata Alkitab / 18 March 2015

Kalangan Sendiri

Mengejar Ambisi yang Sia-sia

Tiurma Ida Purba Official Writer
5483

Seorang pria muda berusia 22 tahun berjalan di tepi jalan menuju kantor tempat Ia bekerja. Ia baru lulus kuliah di salah satu perguruan tinggi di kotanya. Dengan bangga Ia bekerja di salah satu perusahaan ternama. Setelah bekerja selama 6 bulan, Ia merasa bosan dengan rutinitasnya, lalu Ia memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang pascasarjana. Kini hari-harinya diisi dengan kuliah sambil bekerja.

Setelah 2 tahun menamatkan dirinya di pascasarjana, kini ia berencana untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu S-3. Ia merasa belum puas dengan apa yang Ia dapatkan sekarang. Dengan rutinitasnya sekarang, waktu untuk berkumpul bersama keluarga tidak pernah ada. Ambisi untuk mengejar pendidikan tertinggi pun terus diperjuangkannya.

Suatu hari bencana menimpa kotanya. Keluarganya menjadi salah satu korban gempa bumi. Kesedihan pun sudah tak tertampung lagi dalam benaknya. Ia pun terus menyalahkan diri sendiri. Hari-harinya terasa hampa. Ia seakan hilang arah tujuan hidup. Semua ambisinya seketika hilang lenyap. Bahkan ia tidak punya semangat untuk menjalani hidup.

Kini ia menyadari bahwa kebersamaan dengan orang yang ia cintai adalah sebuah kesempatan. Kesempatan yang tidak akan bisa terulang kembali. Ia menyadari bahwa semua yang ia capai adalah kesia-siaan.

Setiap manusia mempunyai cita-cita,visi,bahkan ambisi. Sifat dasar manusia adalah tidak pernah puas akan sesuatu yang dicapai. Selalu ingin menjadi nomor satu. Kisah pria di atas mengajarkan kita untuk menyadari bahwa selagi masih ada kesempatan untuk berkumpul bersama keluarga, jangan pernah sia-siakan. Karena penyesalan selalu ada di belakang.

Mengejar harta dunia dan kesempurnaan tidak akan pernah ada habis-habisnya. Bahkan pengkotbah mengatakan bahwa semua di kolong langit ini adalah kesia-siaan. Bahkan tidak ada hal yang baru. Semua yang terjadi saat ini, sudah pernah terjadi jauh sebelumnya. Orang bekerja hanya untuk mengisi perut  dan tidak akan ada habis-habisnya. Hanya jerih payah di dalam Tuhan yang tidak akan pernah sia-sia.

Pengkotbah 1:2 : Kesian-siaan belaka, kata Pengkotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahariā€.

Sesibuk apapun Anda, cobalah untuk meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Karena Alkitab berkata umur manusia hanya 70-80 tahun. Kebersamaan dengan orang-orang yang Anda kasihi tidak akan pernah bisa ditukar dengan apapun. Sekalipun dengan uang dan jabatan yang berlimpah. Maka dari itu, buatlah kenangan yang terindah dengan orang-orang yang Anda sayangi.

Jika Anda memiliki masalah berhubungan dengan kisah ini, Anda bisa bercerita kepada kami dan mendapatkan bimbingan agar keluar dari masalah Anda. Segera hubungi kami: 0-800-151-3344 (bebas pulsa). Kami selalu menunggu telepon Anda. Tuhan memberkati.

Sumber : jawaban.com by tiur
Halaman :
1

Ikuti Kami