Seorang pria muda
berusia 22 tahun berjalan di tepi jalan menuju kantor tempat Ia bekerja. Ia
baru lulus kuliah di salah satu perguruan tinggi di kotanya. Dengan bangga Ia
bekerja di salah satu perusahaan ternama. Setelah bekerja selama 6 bulan, Ia
merasa bosan dengan rutinitasnya, lalu Ia memilih untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang pascasarjana. Kini hari-harinya diisi dengan kuliah
sambil bekerja.
Setelah 2 tahun
menamatkan dirinya di pascasarjana, kini ia berencana untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi yaitu S-3. Ia merasa belum puas dengan apa yang Ia
dapatkan sekarang. Dengan rutinitasnya sekarang, waktu untuk berkumpul bersama
keluarga tidak pernah ada. Ambisi untuk mengejar pendidikan tertinggi pun terus
diperjuangkannya.
Suatu hari bencana
menimpa kotanya. Keluarganya menjadi salah satu korban gempa bumi. Kesedihan
pun sudah tak tertampung lagi dalam benaknya. Ia pun terus menyalahkan diri
sendiri. Hari-harinya terasa hampa. Ia seakan hilang arah tujuan hidup. Semua ambisinya
seketika hilang lenyap. Bahkan ia tidak punya semangat untuk menjalani hidup.
Kini ia menyadari bahwa
kebersamaan dengan orang yang ia cintai adalah sebuah kesempatan. Kesempatan
yang tidak akan bisa terulang kembali. Ia menyadari bahwa semua yang ia capai
adalah kesia-siaan.
Setiap manusia
mempunyai cita-cita,visi,bahkan ambisi. Sifat dasar manusia adalah tidak pernah
puas akan sesuatu yang dicapai. Selalu ingin menjadi nomor satu. Kisah pria di
atas mengajarkan kita untuk menyadari bahwa selagi masih ada kesempatan untuk
berkumpul bersama keluarga, jangan pernah sia-siakan. Karena penyesalan selalu
ada di belakang.
Mengejar harta dunia
dan kesempurnaan tidak akan pernah ada habis-habisnya. Bahkan pengkotbah
mengatakan bahwa semua di kolong langit ini adalah kesia-siaan. Bahkan tidak
ada hal yang baru. Semua yang terjadi saat ini, sudah pernah terjadi jauh
sebelumnya. Orang bekerja hanya untuk mengisi perut dan tidak akan ada habis-habisnya. Hanya
jerih payah di dalam Tuhan yang tidak akan pernah sia-sia.
Pengkotbah
1:2 : Kesian-siaan belaka, kata Pengkotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu
adalah sia-sia. Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah
matahariā.
Sesibuk apapun Anda, cobalah untuk meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Karena Alkitab berkata umur manusia hanya 70-80 tahun. Kebersamaan dengan orang-orang yang Anda kasihi tidak akan pernah bisa ditukar dengan apapun. Sekalipun dengan uang dan jabatan yang berlimpah. Maka dari itu, buatlah kenangan yang terindah dengan orang-orang yang Anda sayangi.
Jika Anda memiliki masalah berhubungan dengan kisah ini, Anda bisa bercerita kepada kami dan mendapatkan bimbingan agar keluar dari masalah Anda. Segera hubungi kami: 0-800-151-3344 (bebas pulsa). Kami selalu menunggu telepon Anda. Tuhan memberkati.
Sumber : jawaban.com by tiur