Kitab Amsal dengan jelas
memberikan gambaran mengenai hamba yang tidak berguna. Tiga gambaran ini adalah
ciri-ciri hamba yang tidak melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Mereka memiliki
tujuan yang tidak tulus dalam melayani Tuhan, diantaranya yaitu :
#Hamba yang bebal
Amsal 29:19: Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya.
Hamba ini memiliki hati yang keras dan tidak mau di bentuk. Lebih baik hamba yang bodoh namun mau di ajar dan lembut hatinya. Masih banyak anak-anak Tuhan yang tidak mau di bentuk oleh pemimpinnya. Setiap hamba yang menerima teguran dari pemimpinnya adalah hamba yang berguna dan mau diajar.
#Hamba yang gegabah
Amsal 29 :20 : Kau lihat orang yang cepat dengan
kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal daripada bagi orang itu.
Amsal memberikan gambaran hamba ini adalah hamba yang gegabah dan tidak memiliki pertimbangan dalam memutuskan sesuatu. Selain gegabah, Amsal juga memberikan gambaran bahwa ada yang lebih rendah dari orang bodoh, yaitu adalah orang yang menganggap dirinya bijak.
Amsal 26 : 12 : Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak daripada orang itu.
Yang Tuhan inginkan adalah kerendahan hati. Ketika Anda ingin memutuskan sesuatu, kiranya Anda bisa melibatkan dan selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap keputusan yang Anda ambil.
#Hamba yang manja
Amsal 29:21 : Siapa memanjakan hambanya sejak muda,
akhirnya menjadikan dia keras kepala.
Tidak banyak anak-anak Tuhan yang mengerti tentang menjadi hamba Tuhan yang sejati. Menjadi hamba Tuhan bukan berarti Anda di istimewakan. Tetapi yang sesungguhnya adalah melayani dengan sepenuh hati. Banyak hamba-hamba Tuhan yang manja ketika melayani Tuhan. Contohnya : Ketika Anda menjadi seorang hamba Tuhan atau pendeta tidak ada salahnya bila sehabis ibadah, Anda menyapu gereja. Hal inilah yang banyak menjadi pertanyaan bagi hamba-hamba Tuhan. Jabatan di gereja terkadang menentukan siapa yang dibawah dan siapa yang diatas. Bisa dikatakan bahwa yang dibawah mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang tidak penting atau yang tidak terlihat di depan orang banyak. Padahal apapun pelayanannya, itu semua sama dihadapan Tuhan. Yang menentukan hanyalah sikap hati Anda dalam melayani Tuhan.
Jadi, tidak ada salahnya bila seorang pendeta yang memiliki jabatan tertinggi di gereja memberi salam terlebih dahulu kepada hamba Tuhan yang jabatannya lebih rendah daripada yang lain. Hal ini tentunya akan mengajarkan agar setiap hamba Tuhan tidak menjadi tinggi hati ketika berada di atas. Kiranya anak-anak Tuhan dapat mencontoh hamba-hamba Tuhan yang ada di pedalaman. Dimana untuk makan atau mendapatkan air bersih saja mereka harus berjuang.
Kiranya pelajaran kali ini dapat menjadi renungan bagi setiap hamba-hamba Tuhan khususnya. Apakah Anda sudah menjadi hamba yang berguna ? Tunjukkanlah kepada dunia, bahwa Anda melayani bukan ada apanya tetapi apa adanya. Dengan kata lain, Anda benar-benar melayani dengan hati yang murni, tanpa pamrih. Sama seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka tetap memegang teguh iman percaya mereka kepada Tuhan.
Daniel 3:16-18 : Lalu Sadrah, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “ Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-menyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuka dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu”.
Sekiranya Tuhan menemukan Anda sedang menanti-nantikan Tuhan. Dan orang yang menanti- nantikan Tuhan tidak akan mendapat kecewa.
Sumber : Manna Sorgawi/jawaban.com by tiur