Pengamat terorisme dari Institute for Policy Analysis of Conflict, Sidney Jones, mengatakan bahwa pejuang ISIS asal Indonesia yang ada di Suriah akan membahayakan keamanan Negara karena dapat meningkatkan gerakan ekstremis lokal.
Jones mencermati bahwa peristiwa Bom Bali 2002 merupakan titik puncak kekuatan organisasi teroris di Indonesia. Sejak itu, kekuatan mereka melemah dan terpecah-pecah karena gencarnya Pemerintah Indonesia melakukan perburuan.
“Mereka percaya peristiwa Bom Bali bersama kekacauan politik (karena turunnya Presiden Soeharto) akan memicu revolusi religius di Indonesia,” kata Jones kepada Lowy Institute, sebagaimana dilansir The Guardian, Rabu (11/3/2015).
Namun, Bom Bali justru membuat Pemerintah Indonesia memburu kelompok-kelompok teroris secara besar-besaran. Unit Detasemen 88 Antiteror dianggap berhasil melemahkan kelompok-kelompok teroris di Indonesia.
Warga Indonesia mulai pergi ke Suriah sejak pertengahan 2013 untuk berjuang di sana, jumlahnya terus meningkat sejak pembentukan kekhalifahan oleh ISIS Juli 2014. Saat ini ada 127 pejuang ISIS asal Indonesia yang telah dikonfirmasi, jumlah keseluruhan pejuang Indonesia di ISIS kemungkinan 200 orang.
Tujuan para anggota ISIS dari Indonesia dan Malaysia, menurut Jones, adalah untuk membentuk negara ala ISIS di Asia Tenggara. “Kita tidak berharap itu yang akan terjadi, namun Itulah tujuannya,” tambahnya.
Sumber : Kompas.com