Studi: Pria Penyuka Makanan Pedas Lebih 'Agresif'
Sumber: Google

Marriage / 5 March 2015

Kalangan Sendiri

Studi: Pria Penyuka Makanan Pedas Lebih 'Agresif'

Theresia Karo Karo Official Writer
5287
Cabai, sambal, dan rasa pedas tidak hanya mampu memicu nafsu makan dan menggugah selera para penikmatnya. Sensasi yang ditimbulkan ternyata juga mempengaruhi kesehatan tubuh dan tidak ketinggalan meningkatkan gairah terkhusus bagi para pria.

Penelitian oleh University of Grenoble di Prancis mengungkapkan bahwa pria yang menyukai makanan pedas, cenderung memiliki kadar hormon testosteron yang tinggi. Seperti diketahui bahwa hormon inilah yang menyebabkan pria menjadi lebih berani, agresif, dan aktif secara seksual.

Studi ini melibatkan 114 responden pria dengan kisaran usia 18 hingga 44 tahun. Setelahnya, mereka diminta untuk
menikmati sepiring mashed potatoes dengan tambahan saus superpedas dan garam.

Usai menyantap saus superpedas tadi,
para peneliti kemudian meneliti air liur para responden. Hasilnya, mereka menemukan kandungan testosteron yang meningkat pesat. Sehingga disimpulkan bahwa pria dengan performa terbaik saat bercinta umumnya gemar menyantap makanan pedas.

Dilansir dari Daily Mail, pemimpin penelitian Profesor Laurent Begue mengungkapkan bahwa, “Studi ini memberikan wawasan baru ke dalam biologi preferensi makanan dengan memperluas pemahaman kita tentang hubungan antara proses hormonal dan asupan makanan.”

Menurutnya, peningkatan hormon testosteron ini disebabkan bahan kimia yang terkandung di cabai yang menciptakan panas. Dikenal dengan capcaisin dan mengikat reseptor rasa sakit untuk menghasilkan sensasi terbakar yang khas. Sehingga menyebabkan perubahan fisiologis, seperti meningkatkan denyut jantung, memicu keringat, serta melepaskan endorphin dan adrenalin dalam tubuh.

Keringat tidak terkendali inilah yang terkadang memicu pelepasan hormon yang terlibat dalam kebahagiaan. Dan pria dengan kadar hormon testosteron tinggi, cenderung lebih dominan saat bercinta. Meskipun begitu, para peneliti mengungkapkan bahwa banyak faktor lain yang turut mempengaruhi, seperti sisi psikologi, keturunan, ligkungan sosial, cinta dan jenis makanan lainnya.

Sumber : JPNN/Tribunnews.com by tk
Halaman :
1

Ikuti Kami