Pukulan Palu dan Tembok yang Retak
Sumber: properti.kompas.com

Kata Alkitab / 27 February 2015

Kalangan Sendiri

Pukulan Palu dan Tembok yang Retak

Tiurma Ida Purba Official Writer
8712

“Pok.. Pok.. Pok”, terdengar bunyi pukulan palu. Segera aku berlari ke ruang tamu dan melihat apa yang sedang terjadi? Ternyata tetangga sebelah rumahku sedang memukul tembok rumahnya. Tepatnya berdampingan dengan tembok ruang tamuku. Lalu, aku mengamatinya selama 10 menit. Ternyata orang itu sedang memaku paku pada tembok rumahnya. Namun, setelah aku mengamatinya tembok ruang tamuku retak setelah ia memukulnya dengan palu.

Kini aku bertanya-tanya dalam hati, mengapa tembok rumah ruang tamuku bisa retak? Padahal tembok kami terdiri dari dua lapis yang berbeda-beda? Apakah memang pukulan palunya yang terlalu kuat?

Sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan, seringkali mungkin kita tidak menyadari ketika berbicara dengan orang lain, perkataan yang kita sampaikan terlalu keras sehingga membuat hati orang lain tersakiti.

Sama seperti tembok yang retak. Tembok bisa retak karena memang pukulan palu terlalu kuat. Ingatlah bahwa tidak semuanya orang memiliki hati yang kuat. Jadi, biarlah kita sebagai anak-anak Tuhan mengeluarkan ucapan-ucapan yang memberkati, bukan ucapan-ucapan yang sia-sia.

Yesaya 50:4 : Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.  

Ketika Tuhan memberikan Anda sebuah lidah, Dia ingin setiap ucapan Anda memberkati orang lain. Apapun kedudukan Anda, berapapun usia Anda dan tak peduli Anda orang kaya dan miskin, ucapan Anda harus tetap memberkati orang lain. Bahkan dalam kondisi apapun Anda, ketika Anda di fitnah, disalahkan, tertekan atau tidak dianggap, Anda tetap harus mengucapkan kata-kata berkat.

1 Petrus 3:9-10 : Dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab : “ Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu”. 

Sumber : jawaban.com by tiur
Halaman :
1

Ikuti Kami