Sebagai pemain utama dalam film yang diangkat dari kisah nyata seorang sniper Amerika ini, tak pernah terbersit dibenak Cooper bahwa American Sniper akan menimbulkan kontroversi hingga menjadi bahasan politis yang cukup sengit.
“Kita tidak tahu apakah orang-orang akan menonton film yang kita buat. Jadi tidak terbersit di pikiran saya apakah film tersebut akan menimbulkan reaksi tertentu,” ujar Cooper dalam acara makan siang bersama para penerima nominasi Academy Awards.
Sebagai pemain sekaligus produser American Sniper, Cooper berkomentar bahwa perdebatan sengit yang terjadi di antara kalangan politisi Amerika terkait kehadiran film ini sepatutnya tidak dipandang dari sisi politik. Sebab film tersebut tidak membahas partai politik apapun. Cooper ingin agar publik menyoroti tentang kondisi para anggota militer yang ada di tengah medan perang.
“Diskusi apapun yang menyorot nasib para prajurit dan pria serta wanita yang tergabung dalam angkatan bersenjata, seperti apa pun diskusinya, adalah luar biasa,” terang peraih nominasi Oscar dalam film Silver Linings Playbook (2013) dan American Hustle (2014) ini.
Kontroversi American Sniper muncul ketika pertama kali diputar di ajang American Film Institute Festival pada November 2014 silam. Kontroversi ini terletak pada pandang bahwa benarkah Christ Kyle yang tercatat sudah membunuh lebih dari 160 orang di Irak layak dijadikan sebagai pahlawan atau justru sebaliknya seorang pembunuh yang siap menghabisi siapa saja dari tempat tersembunyi, tak peduli perempuan atau anak-anak.
Namun setelah pemutarannya di bioskop-bioskop Amerika, American Sniper arahan sutradara Clint Eastwood ini justru merajai box office di AS dan meraup keuntungan senilai 250 juta dollar AS.
Sumber : Berbagai Sumber/jawaban.com/ls