Travis Kalanick, Pendiri Uber Yang Dropout Kuliah
Sumber: Fastcompany.com

Profile / 16 February 2015

Kalangan Sendiri

Travis Kalanick, Pendiri Uber Yang Dropout Kuliah

Puji Astuti Official Writer
4753

Salah satu  pendiri dan CEO Uber, Travis Kalanick dikenal dengan sikapnya yang keras, namun memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan suka bersaing, hal itu membentuknya menjadi seorang pengusaha yang hebat. Kini Travis dikenal sebagai salah satu bilioner di wilayah elit tehnologi, Silicon Valley.

Namun usaha Travis untuk membangun karir di dunia tehnologi bukanlah sekali jadi, ia harus melalui beberapa kegagalan bahkan tuntutan hukum. Pria yang lahir dengan nama Travis Cordell Kalanick ini putus kuliah dari UCLA pada tahun 1998, kemudian bersama beberapa teman sekelasnya Michael Todd dan Vince Busam mendirikan Scour Inc., sebuah mesin pencari multimedia dan Scour Exchange , layanan itu mengijinkan para penggunanya bisa berbagi file multimedia. Namun di tahun 2000 perusahaannya itu dituntut berkaitan hak cipta sebesar 250 milyar dolar. Tuntutan itu membuat Travis harus mundur dan menyatakan perusahaannya bankrut untuk menghindari gugatan.

Pantang menyerah terhadap tantangan yang dihadapinya, Travis dan Michael kembali mendirikan layanan berbagi file lainnya, Red Swoosh yang dikelola olah mantan tim insinyur digital Scour's. Belajar dari sebelumnya, layanan ini legal, walau pada praktiknya beberapa penguna melakukan hal yang tidak legal. Namun tantangan kembali muncul, kali ini badan pajak Amerika IRS mendapati bahwa Red Swoosh tidak membayarkan pajak dari gaji karyawannya. Menurut Travis, hal tersebut dilakukan oleh Michael Todd tanpa sepengetahuannya, namun para pendiri tetap harus membayar $110.000 atau harus masuk penjara.

Uang sebesar itu berhasil dibayar setelah Travis mendapatkan pendana, namun insiden tersebut membuat hubungannya dengan Michael Todd retak. Travis kemudian mengambil alih perusahaan itu hingga pada tahun 2007, perusahaan raksasa dibidang server Akamai membeli Red Swoosh sebesar $19 juta.

Berhasil menjadi jutawan, Travis tidak menyia-nyiakan waktu, ia membeli rumah, menikmati perjalanan mewah, dan melakukan investasi kepada para pemula. Dia juga mulai bergaul dengan mantan karyawan Google, Chris Sacca, yang kemudian menjadi investor dan pendana bagi Uber. Selain itu Travis juga dekat dengan CEO Zappos Tony Hsieh dan salah satu pendiri Twitter Ev Williams.

Hingga pada tahun 2008, di konfrensi tehnologi LeWeb, Travis Kalanik berjumpa dengan pendiri StumbleUpon Garrett Camp. Saat itu Camp menceritakan tentang idenya menyediakan layanan mobil mewah yang nyaman dan biayanya tidak sampai $800 sekali jalan, harga yang pernah ia bayar untuk layanan serupa. Akhirnya Travis memutuskan untuk bergabung dengan Garrett Champ dan bersama mendirikan UberCap pada tahun 2009.

Saat visi mereka terwujud dan berkembang, mereka mengubah yang awalnya adalah penyedia layanan mobil mewah menjadi taksi alternatif berdasarkan permintaan melalui aplikasi di smartphone. Mereka menanamkan modal sebesar 1,25 juta dlar dan meluncurkan Uber di San Francisco di tahun 2010. Pada bulan Desember tahun yang sama, Tranvis menjadi CEO perusahaan itu.

Kini milyader berusia 39 tahun tersebut memiliki kekayaan sebesar $3 milyar dan mengoperasikan perusahaan Uber yang berada di 128 kota pada 45 negara di dunia. Dia baru-baru ini masuk dalam daftar 400 orang terkayar Forbes. Travis Kalanick membuktikan bahwa halangan dan kegagalan tidak bisa menghentikannya, setelah 3 kali mencoba membangun usahanya, ia berhasil mencapai kesuksesan. Bagaimana dengan Anda?

Sumber : businessinsider.co.id | Puji Astuti
Halaman :
1

Ikuti Kami