Kehidupan Liar Sang Penari
Sumber: jc chanel

Family / 12 February 2015

Kalangan Sendiri

Kehidupan Liar Sang Penari

Tiurma Ida Purba Official Writer
14969

Ketika berumur 17 tahun, Elis Hodiawati memutuskan untuk menikah. Di usia yang sangat muda, Elis bercita-cita memiliki keluarga yang rukun. Dalam pikirannya, karena saling mencintai, pastilah tidak akan ada masalah besar yang akan terjadi. Lalu setelah menikah, Elis ikut tinggal di rumah mertuanya di daerah Pangandaran.

Tahun pertama menikah, kehidupan keluarganya sudah mengalami keanehan. Elis menemukan foto wanita di kamarnya. Ketika menanyakannya kepada mertuanya, mertuanya menjawab tidak tahu soal foto tersebut. Saat itu Elis mencoba untuk percaya kepada suaminya. Namun, keanehan pada suaminya terus terlihat. Suaminya sering pergi tanpa sepengetahuan Elis.

Sampai pada suatu hari, ada seorang perempuan datang ke rumah Elis, dan memberitahukan bahwa perempuan tersebut sedang mengandung anak dari suaminya. Ketika mendengar suaminya selingkuh, Elis merasakan suatu beban yang begitu berat. Seakan ada batu terdampar di tubuhnya.

Akhirnya dengan keputusan yang berat, Elis memilih untuk bercerai dengan suaminya. Dengan dukungan keluarganya, maka Elis memilih untuk pergi ke Jepang untuk menjadi seorang penari misi kebudayaan. Setelah sampai di Jepang, Elis kaget karena kehidupan malam di Jepang sangatlah bebas. Karena pengaruh buruk tersebut, akhirnya Elis jatuh kepada seks bebas, narkoba, dan minuman alkohol. Setelah lima tahun di Jepang, Elis merasakan bebannya tak kunjung hilang. Padahal dia sudah terbebas dari suaminya tersebut.

Akhirnya Elis memutuskan untuk kembali ke Indonesia untuk membuka usaha di sebuah mal. Meskipun sudah terbebas dari kehidupan malam di Jepang, Elis merasakan ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Suatu malam ia bermimpi, melihat sebuah pohon natal dengan sebuah cahaya di ujung pohon tersebut. Elis penasaran dengan cahaya tersebut, namun baginya cahaya tersebut memberikan rasa damai yang luar biasa. Setelah menceritakan mimpi tersebut kepada seorang temannya, lalu temannya tersebut mengajaknya ke suatu ibadah.

Elis pun datang ke ibadah tersebut. Dalam ibadah tersebut, Elis merasakan suatu berkat yang luar biasa. Bagi Elis, pujian “ Seperti yang Kau Ingini” adalah sebuah pujian yang menjadi kekuatan bagiNya. Ketika itu, Elis ingin sekali mati dan hidup kembali, menjadi manusia baru. Elis menyadari bahwa tanpa Tuhan kekayaan materi dalam hidupnya adalah kesia-siaan. Kini Elis hidup dalam penyertaan Tuhan, bahkan dia melayani di sebuah gereja. Dengan melayani sesama, Elis merasakan sebuah hidup yang memiliki arti.


Sumber : Elis Hodiawati
Halaman :
1

Ikuti Kami