Daftar ini masih panjang dan tidak berhenti sampai disini. Apakah Anda dapat melihat perbedaan yang telak antara pilihan yang diambil sebelum menikah berdasarkan kriteria yang ada pada masing-masing pihak dan kenyataan yang ada setelah menikah? Ini adalah keluhan yang sering penulis dengar baik sebagai pendeta, konselor atau sahabat dari orang-orang yang mengalami masalah dalam pernikahan mereka. Apakah perceraian timbul akibat masalah-masalah yang ada? Sebenarnya "tidak"! Karena setiap masalah selalu ada jalan keluarnya. Masalahnya adalah solusi yang diambil adalah solusi yang salah, sehingga akar masalah masih tetap bercokol dalam pernikahan tersebut.
Saat Anda mempelajari Alkitab maka Anda akan menemukan masalah yang Tuhan lihat dalam hubunganNya dengan manusia ciptaanNya, seperti: "hati manusia menjauh dari Tuhan" (Yesaya 29:13); "tidak setia" (Yosua 22:16); "tinggi hati" (Ulangan 8:14); benci (1 Yohanes 4:20); "menghakimi" (Roma 2:1). Apakah yang Anda janjikan kepada Tuhan saat Anda memilih untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat Anda? Apakah Anda juga melihat sebuah perbedaan yang telak? Itulah manusia.
Penulis dilain pihak bersyukur karena pernikahan adalah penyatuan dua orang yang tidak sempurna. Karena kedua orang yang memilih untuk menikahi pasangan hidupnya adalah orang yang tidak sempurna, maka masing-masing pihak tidak terluput dari kesalahan-kesalahan dan oleh karenanya membutuhkan pengampunan dari pasangan hidup masing-masing. Kalau salah satu pihak berpendapat dia selalu benar, maka dia adalah orang sempurna, padahal Tuhanlah yang Maha Sempurna. Apakah pasangan Anda yang menganggap dirinya selalu benar sedang memposisikan dirinya setara dengan Tuhan? Kalau tidak maka pasangan hidup Andapun dapat membuat kesalahan dan membutuhkan pengampunan dari Anda. Jika pasangan hidup Anda tidak dapat memberikan pengampunan, maka diapun tidak boleh membuat kesalahan betapa kecil sekalipun, karena pada saat itu iapun membutuhkan pengampunan. Doa yang diajarkan Tuhan Yesus adalah, "Ampunilah Kami, SEPERTI kamipun mengampuni orang yang bersalah kepada kami". Apakah Anda membutuhkan pengampunan? Jika jawaban Anda adalah "YA", maka Anda juga berkewajiban untuk mengampuni setiap orang yang bersalah kepada Anda.
Karena menikah itu adalah pilihan yang diambil atas dasar sukarela tanpa paksaan dimana kedua belah pihak menyadari bahwa tidak ada seorangpun yang sempurna kecuali Tuhan, maka penulis mengajak setiap pembaca yang membaca tulisan ini untuk hidup saling mengasihi melalui pengampunan yang tulus. Karena mengampuni itu berguna bagi orang yang memberi pengampunan tersebut agar ia dibebaskan dari penjara kemarahan; penjara sakit hati; penjara kepahitan; penjara dendam - dan seterusnya. Bebaskan diri Anda dari segala bentuk penjara dengan cara mengampuni setiap orang yang bersalah kepada Anda (suami, teman, mertua, majikan, siapa saja) termasuk mengampuni diri Anda sendiri dari kesalahan-kesalahan masa lampau. Jika hal ini Anda kerjakan dengan setulus hati Anda, Anda pasti akan dapat menikmati pernikahan Anda. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat.
Penulis
Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California
www.rccla.org
Sumber : Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD