Di tengah maraknya produk-produk impor yang mulai
merajai tanah air, termasuk dalam hal pangan, Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar berupaya untuk membalik keadaan dengan
menjadikan produk lokal menjadi raja di negeri sendiri sehingga bisa menekan impor.
Salah satu upaya untuk mewujudkannya adalah dengan menyadari adanya potensi besar
dari buah jambu kristal sebagai salah satu agrobisnis yang semakin diminati para
investor lantaran menjanjikan omzet yang cukup besar.
Meski jambu tanpa biji ini berasal dari Taiwan,
namun proses pembudidayaannya dilakukan secara lokal. Tak sedikit diantaranya mendulang
sukses berkat pembudidayaannya. Dagingnya yang renyah dan kandungan biji yang kurang
dari 10% dari isi dagingnya yang memiliki kadar kemanisan antara 11-12 brik jelas
menjadikan buah yang satu ini menjadi primadona.
Dalam satu pohon, jambu bisa menghasilkan 5
kilogram per bulan. Dengan memanen 12.000 pohon, pelaku usaha buah ini bisa
mendapatkan sekitar 60 ton per bulan. Bisa diperkirakan bila harga jual Rp 10.000
per kg, maka pengusaha bisa mendulang omzet hingga Rp600 juta per bulan.
Bagi Anda yang tertarik menggeluti agrobisnis jambu
kristal, bisa belajar pembudidayaan sederhana berikut:
Persiapan
lahan
Tanaman jambu kristal biasanya akan tumbuh subur di
lokasi lahan dengan ketinggian 0-800 mdpl. Sebelum ditanam, lahan dibersihkan dari
batu-batuan dan sisa akar tanaman lain. Gemburkan lahan lalu buat jalur parit sebagai
saluran drainase. Buat lubang tanam untuk tiap bibit dengan jarak tanam antar-bibit
2.5 x 3 m. Setelah lubang jadi, masukkan segenggam furadan dan kapur pertanian per
lubang. Lalu tambahkan pupuk kandang pada tiap lubang tanam berupa kotoran
kambing sebanyak setengah karung. Biarkan selama 1 hari agar gas amoniak dari
pupuk hilang dan lapisan tanah bagian dalam terpapar matahari sehingga mematikan
bakteri pathogen di dalamnya.
Penanaman
Setelah itu tanam bibit jambu kristal setinggi 50
cm. Usahakan penanaman dilakukan saat musim hujan, agar mengurangi beban penyiraman
lahan. Guna menguatkan batang dan akar, berikan pupuk urea sebanyak 1 genggaman
tangan pada usia 2 minggu setelah tanam bibit.
Perawatan
Dibandingkan dengan varian jambu biji lainnya,
perawatan jambu kristal lebih mudah dari jambu lainnya. Namun yang menjadi
kunci penting dalam usaha ini adalah pemberian pupuk kandang (kotoran kambing) tiap
tiga bulan sekali, ponska dan
Panen
Panen dilakukan setelah tiga bulan sejak berbunga. Potong
tangkai buah dan bagian tiga ruas daun dari buah yang dipotong tadi agar memicu
munculnya tunas batang sekaligus tunas bunga yang baru. Sehingga tiga bulan ke
depan sudah bisa dipanen kembali. Bungkus buah yang dipanen dengan kertas Koran
atau dilapis daun pisang. Setelah itu baru diangkut dengan keranjang.
Perhitungan
omzet budidaya jambu kristal per bulan dari lahan 1 hektar:
Modal Awal Rp
120.000.000
(Bibit, pupuk dan obat, tenaga kerja, sarana pertanian,
sewa lahan 5 tahun)
Pengeluaran per Bulan Rp 35.000.000
(Pupuk dan obat, tenaga kerja, plastic pembungkus buah,
biaya lainnya)
Pendapatan/Omzet per Bulan Rp 52.000.000
(3000 kg x 15.000) + (200 bibit x Rp35.000/bibit)
Keuntungan Bersih (33% dari omzet) Rp 17.000.000
(Pendapatan – Biaya = Keuntungan)
Dengan keuntungan yang cukup besar ini, tak ada salahnya bila banyak kalangan pengusaha mulai mengincar pembudidayaan jambu kristal. Jangan buru-buru takjub dengan besarnya omzet dari budidaya jambu kristal ini bila masih belum mencoba. Salam sukses!
Sumber : Bisnisjambukristal.blogspot.com/ls