Satu Lidah Dan Dua Telinga
Sumber: i-sulis.blogspot.com

Kata Alkitab / 14 January 2015

Kalangan Sendiri

Satu Lidah Dan Dua Telinga

Tiurma Ida Purba Official Writer
5036

Semenjak kecil Gideon bercita-cita sebagai pastor. Setelah dirinya lulus dari kampusnya, Gideon diberi tugas yaitu mengisi gereja lokal jika memerlukan pengkotbah. Setiap hari, Gideon selalu menunggu kesempatan itu. Kerinduannya untuk berkotbah di depan jemaat sangatlah besar.

Suatu hari pastor berhalangan hadir dan Gideon ditugaskan untuk berkotbah. Karena kerinduannya yang sangat dalam untuk berkotbah, maka banyak sekali yang ingin dia katakana saat berkotbah. Ketika berkotbah, Gideon sangat menikmati dan tenggelam dalam kata-katanya sendiri. Waktu yang diberikan untuk berkotbah adalah setengah jam. Namun, ketika ada kesempatan untuk melihat jam, Gideon kaget karena dia sudah melebihi batas waktu yang diberikan. Dia berkotbah sudah selama satu jam penuh.

Kemudian Gideon langsung mengakhiri kotbahnya, lalu meminta maaf dan duduk. Lalu ketika ibadah sudah selesai, maka seorang wanita muda menghampirinya dan berkata, “ Bruder Gideon, anda tidak perlu meminta maaf karena anda tidak berbicara terlalu lama, hanya kelihatannya saja lama”.

Tuhan memberikan kepada manusia satu lidah dan dua telinga. Jelas hal ini pun memiliki arti. Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang diharapkan agar lebih banyak mendengar dibandingkan berbicara. Jelaslah hal ini membutuhkan penguasaan diri. Penguasaan diri diperlukan sangat dibutuhkan dalam bertindak. Setiap tindakan yang dilakukan tanpa penguasaan diri maka bisa menghasilkan hasil yang buruk dan tentunya tidak sesuai dengan keinginan.

Namun, pada dasarnya manusia memang sudah berdosa. Manusia lebih suka berbicara daripada mendengar. Hal ini memang timbul karena adanya ego atau ambisi manusia untuk mendapatkan sesuatu. Manusia cenderung selalu menginginkan posisi diatas daripada orang lain. Pelajaran berharga dari Bruder Gideon adalah berusaha untuk menjadi pendengar yang baik dan menahan mulut untuk berbicara pada saat waktu yang tidak tepat.  Untuk melatihnya bisa dimulai dari tempat anda bekerja atau dalam keluarga. Mencoba untuk mendengarkan teman kerja, pasangan atau anak adalah langkah kecil untuk melatih dua telinga anda untuk mendengar. Menahan mulut untuk berbicara memang tidak mudah, tapi anda harus berusaha untuk mencobanya. Mintalah kepada Tuhan untuk memberikan kepada anda buah roh yaitu penguasaan diri. Selamat mencoba.

1 Samuel 2:3 : “ Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu “. 

Sumber : Buku Devosi Kepada Tuhan Untuk Remaja/jawaban.com by tiur
Halaman :
1

Ikuti Kami