Terkait pandangan tersebut, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menegaskan agar semua pihak tidak terlalu mengkhawatirkan kiriman bantuan berupa kapal-kapal asing tersebut. Ia meyakinkan bahwa tujuan mereka sebatas misi kemanusiaan membantu pencarian dan evakuasi korban pesawat yang masih berada di dasar laut.
“Itu kekhawatiran yang terlalu berlebihan, menjurus fitnah. Yang penting orang menolong kita dan kita harus mengapresiasi dan menghargai dan berterima kasih. Sehingga orang yang kena musibah bisa cepat tertolong,” tutur Hendro, seperti dilansir Tribunnews.com, Senin (5/1).
Hendro meminta berbagai pihak berpikiran positif terhadap bantuan itu. “Kalau kita menghalangi orang untuk membantu bangsa kita yang sedang kena musibah, kita berdosa,” tegasnya.
Hendro menambahkan, seluruh armada asing yang ikut dalam operasi Air Asia tetap diawasi. Mereka juga bahkan hanya diperbolehkan melakukan pergerakan disepanjang area yang sudah ditentukan.
Sementara DPR RI mengapresiasi bantuan dengan tujuan agar proses evakuasi korban bisa cepat dilakukan dengan mengandalkan peralatan teknologi canggih yang dimiliki. Seperti halnya dengan Rusia yang telah menerjunkan tim penyelam dan penyelamat profesional di bidangnya. Sementara negara lain yang memberikan bantuan khusus adalah Amerika, Malaysia, Singapura dan Jepang dengan mengirimkan kapal dan pesawat mereka untuk membantu evakuasi korban dan pencarian pesawat AirAsia QZ8501.
Terlepas dari berbagai bantuan tersebut, hasil kerja pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) dan pihak lain yang terlibat didalam operasi pencarian dan evakuasi korban pesawat Air Asia sejak hilangnya pesawat patut diapresiasi pula.
Sumber : Tribunnews.com/jawaban.com/ls