Awalnya Badika Alwan Napitu sekedar coba-coba, ekstasi atau inex pada tahun 1995 yang diberikan secara gratis. Sekedar coba-coba dan merasakan kenikmatannya. Dia lantas mulai memikirkan bagaimana bisa membeli obat-obatan terlarang ini, apalagi harganya yang cukup mahal. Badika yang dipanggil Iwan ini lantas ditawarkan pekerjaan membantu mucikari dengan mencari wanita untuk melayani tamu.
Bagiannya adalah mencari wanita yang akan dipekerjakan ke mucikari. Pekerjaan ini dilakukannya dengan baik dan memuaskan mucikari tersebut. Ketika uang sudah ditangan, Iwan mulai lagi belanja Ekstasi dan senang dengan pekerjaannya yang mudah. Kehidupan diskotik lekat dengannya, hingga dia menjadi serakah. Pikirnya hanya dengan modal ngomong pintar, Iwan bisa menerima banyak uang dengan mencari wanita-wanita untuk dijadikan ‘wanita malam’. Ingin mendapatkan uang lebih banyak ia kemudian memilih untuk bekerja sendiri. “Belajar sistem kerjanya, saya cari cewek dari luar kota. Pastinya cantik, putih dan muda. Dengan cara saya ngomong akhirnya mereka tertarik.”
Pelanggannya banyak yang dari luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia yang menggunakan jasanya. Hingga satu saat pelanggannya meminta wanita yang masih perawan. Iwan pun menyanggupinya dengan mencari wanita di desa. Iwan datang ke rumah salah satu warga dan menemui orangtua calon pekerjanya. Tetapi yang disampaikannya adalah kebohongan. Iwan menyampaikan bahwa pekerjaannya di kota adalah menjadi pelayan restoran. “Hati kecil saya berkata kasihan juga orang tua ini, saya bohongin. Tapi hati yang sebenarnya berkata, sudahlah daripada kamu ga punya uang.”
Akhirnya hilangnya rasa kasihan itu dan Iwan menitipkan banyak uang kepada orangtua wanita tersebut. Sampai di kota, Iwan mulai melancarkan rayuan dengan membuat wanita tersebut merasa sayang kepadanya. Dari situ dia jelaskan nanti akan ada tamu yang memberi uang banyak hanya dengan menemani tamu tersebut. Uang yang didapatnya kemudian digunakan untuk bersenang-senang di diskotik.
Iwan bertemu dengan teman lamanya Boy yang juga pemakai di diskotik. Singkat cerita, Iwan memacari adik Boy dan Boy tidak terima sehingga menyerang Iwan. “Dia hajar dan pukul pake botol. Saya sempat kecewa dan berpikiran akan balas dendam dalam hati saya.” Waktu Boy dan teman-temannya lengah, Iwan kabur dan melarikan diri ke Jakarta. Dengan menumpang dirumah saudara.
Satu saat Iwan dikenalkan dengan teman-teman saudaranya. Salah seorang melihat Iwan dengan tatapan yang kosong. Teman tersebut mengajaknya berbicara dan mengatakan, “abang percaya malam ini juga abang bisa dipulihkan Tuhan Yesus? Tuhan Yesus sayang sama abang.” Lantas Iwan membalas dengan, “Tuhan kau bilang sayang samaku, Bapak saya aja ga pernah sayang samaku. Bagaimana Tuhan bisa sayang samaku?” Iwan mengenal bapaknya sebagai pribadi yang kejam. Batu dan kayu menjadi alat yang menghajarnya setiap hari. “Hati saya sangat sakit dan dendam dengan bapak saya,” ungkapnya. Menurut Iwan, Bapaknya hanya sayang saat dia jatuh sakit.
Marah, Iwan kemudian menarik baju teman tersebut, dan berkata “kalau saya tidak dipulihkan Tuhan saya hajar kamu,” ancamnya. Kemudian teman tersebut memeluknya dan berkata, “Bapa, Engkau mengasihi anak ini. Lawat dia pulihkan!” Seketika Iwan menangis dan merasa hancur. Dia mengatakan sambil menangis bahwa dia manusia yang jahat dan banyak melakukan dosa. Iwan merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.
“Saya minta ampun sama Tuhan. Yang Tuhan ingatkan pertama adalah Bapak saya. Kasihi bapakmu, kasihi dia.” Melupakan kebenciannya Iwan langsung mendoakan bapaknya agar Tuhan memulihkan dan melawatnya. Bukan segampang yang diduga, Iwan masih coba-coba kembali ke kehidupannya yang lama. “Saya kepingin make sabu karena hampir dua bulan saya ga make.” Seketika kakinya tidak bisa digerakkan, Iwan langsung minta ampun kepada Tuhan karena sudah melakukan kesalahan padahal dia sudah bertobat. Paginya dia mengalami mukzizat dan tanpa sadar Iwan bisa menggerakkan kakinya, dan melakukan aktifitas. Dari situ mulai muncul keinginannya untuk lepas dari rokok. “Ya Tuhan aku ga bisa lepas rokok, lalu Tuhan Ingatkan dengan memakan permen dan saya lakukan.” Ketka Iwan melihat wanita seksi dengan pakaian minim, dia diingatkan untuk menghindarinya.
Langkah selanjutanya, Iwan bertekad di hatinya untuk membawa kembali perempuan-perempuan yang dulu telah dijerumuskannya untuk diselamatkan Tuhan. Istrinya, Indah Winarni mengaku sangat bersyukur atas perubahan Iwan. “Suami saya sekarang lebih giat untuk menceritakan kebaikan Tuhan. Kepada orang-orang yang khususnya ada di dunia malam. Luar Biasa, Tuhan itu mengubahkan dia.” Iwan berkata, “apa yang saya cari tidak saya dapatkan di dunia, melainkan hanya saya dapatkan di dalam Yesus. Yaitu kasih yang sempurna yang memulihkan hatiku yang memulihkan hidupku.”
Sumber Kesaksian:
Badika Alwan Napitu
Sumber : V140707111120