Beberapa hari yang lalu penulis baru kembali dari memberkati sepasang pengantin yang memberikan diri mereka satu dengan yang lainnya untuk diberkati dalam pernikahan yang kudus. Dalam upacara tersebut, penulis menyampaikan beberapa pesan yang penulis kutib dari injil Yohanes 2:1-11. Dalam cerita ini Maria ibu Yesus menyampaikan pesan bahwa tuan rumah kehabisan anggur, jika anggur habis maka pestapun usai. Pesta tersebut usai bukan disebabkan karena memang sudah waktunya, tapi disebabkan karena tuan rumah kehabisan anggur, sesuatu yang sangat memalukan karena pesta berakhir sebelum waktunya.
Anggur melambangkan sukacita dan sukacita akan memberikan dampak kebahagiaan bagi mereka yang mengalami sukacita. Dapatkan Anda sekalian membayangkan apa yang akan terjadi dalam sebuah pernikahan jika sukacita berakhir? Atau dapatkan Anda sekalian membayangkan apa yang akan terjadi dalam sebuah pernikahan jika sukacita diganti dengan kemarahan, kejengkelan, sakit hati, kepahitan dan perasaan-perasaan negatif lainnya? Jika ini terjadi kemanakah bahterah pernikahan itu akan berlayar? Yesus dalam perkawinan di Kana tersebut telah mengubah air yang sifatnya tawar menjadi anggur yang manis. Pastikan Anda memiliki Yesus dalam bahterah pernikahan Anda dan dengan Yesus dalam bahterah pernikahan Anda, Ia sanggup merubah pernikahan yang tawar menjadi manis, jika saja Anda mengizinkanNya untuk melakukannya.
Jika Anda sejak awal pernikahan Anda selalu mengisi kantong anggur kebahagiaan Anda dengan penuh, maka Anda tidak akan pernah kekurangan kebahagiaan yang diwarnai dengan gelak tawa karena memang ada sukacita dalam pernikahan Anda. Andalah orang yang paling berwenang untuk senantiasa mengisi kantong anggur kebahagiaan Anda. Sekalipun badai menerpa pernikahan Anda, tidak satu eksternal faktorpun yang dapat mempengaruhi kebahagiaan pernikahan Anda, karena Anda memiliki landasan pernikahan yang kuat, yaitu Anda menikah karena Anda memilih untuk membahagiakan pasangan hidup Anda, artinya Anda memilih untuk senantiasa memenuhi kantong anggur kebahagiaan Anda berdua.
Apakah yang akan terjadi jika sebuah pernikahan berpusat pada kepentingan peribadi Anda sendiri? Jika fondasi pernikahan berpusat pada diri Anda sendiri, maka pada saat Anda memutuskan untuk menikahi calon pasangan hidup Anda, pertanyaan Anda akan berbunyi sebagai berikut, "Maukah engkau membahagiakan hidupku, jika Aku menikahimu"? Jika fondasi pernikahan berpusat pada pasangan hidup Anda, maka pertanyaan Anda kepada calon pasangan hidup Anda akan berbunyi sebagai berikut, "Aku ingin membahagiakan hidupmu, maukah engkau menikahiku"? Apakah Anda dapat melihat perbedaan kedua fondasi tersebut? Apakah Anda dapat melihat perbedaan yang nyata antara mementingkan diri sendiri (fokus pada diri sendiri; cinta diri sendiri; mementingkan diri sendiri) dan mendahului kepentingan pasangan hidup berdasarkan cinta yang tulus?
Jika fondasi pernikahan dilandaskan atas dasar fokus pada diri sendiri, maka dengan mudahnya sipemilik diri akan melemparkan tuduhan-tuduhan kepada pasangan hidupnya bahwa kebahagiaannya semata-mata tergantung pada pasangan hidupnya. Jika ia tidak merasa berbahagia, maka itu bukan kesalahannya melainkan kesalahan pasangan hidupnya. Ia juga dengan mudahnya akan menemukan kesalahan demi kesalahan yang tanggung jawabnya secara keseluruhan dilemparkannya pada pasangan hidupnya. Apakah Anda yakin ingin menikah dengan orang tipe seperti ini? Namun jika pernikahan dilandaskan atas dasar fokus pada pasangan hidupnya, maka sipemilik diri selalu secara proaktif berusaha membahagiakan pasangan hidupnya, fokus bukan terletak pada kesalahan, fokus juga bukan untuk mencari kesalahan, fokus juga bukan terletak pada siapa yang benar atau salah, tapi bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada dan mendahulukan kepentingan pasangan hidup masing-masing dan didalam segala keadaan mengutamakan perinsip saling mengampuni dan saling mengasihi karena memang tidak ada seorangpun yang sempurna. Jika perinsip ini dijalankan penulis yakin kantong anggur kebahagiaan Anda tidak pernah akan kosong sampai maut memisahkan Anda berdua.
Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat.
Penulis
Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California