Namun Berkat Kebaya tak serta merta berdiri tanpa hambatan. Sejak menikah, Devina dan suami benar-benar tak punya apa-apa, bahkan tempat tinggal masih modal mengontrak. Sebelum menjadi desainer, Devina adalah seorang guru dan juga dosen di ibu kota. Namun, rasa lelah bekerja seharian serta tekanan yang dirasakannya sebagai pengajar membawanya untuk mengubah haluan hidup.
Ya, berawal dari usaha tekstil yang dibangun oleh sang suami Berkat Tekstil. Terbersit ide dalam benak Devina untuk sekolah desain dan mulai menceburkan diri dalam fashion desainer.
“Suami saya membuka toko tekstil di Cempaka Emas, dengan nama Berkat Tekstil. Di situ saya berkecimpung di hari Sabtu dan Minggu. Saya connect kalau ini fun dan enjoy. Saya memberanikan diri, saya bilang ke suami saya : Dimana kalau saya sekolah desain karena banyak sekali costumer setelah beli tekstil, (baju) mereka ingin dijahitkan,” tutur Devina.
Sebagai desainer, dirinya mengaku akan sangat puas bila pelanggan menyukai desain buatannya. Dengan proses pembuatan kebaya yang tak mudah, dirinya akan berupaya memberi yang terbaik bagi pelanggannya. Dan profesi ini telah digelutinya selama 12 tahun. Namun, bukan berarti Berkat Kebaya tak terlepas dari beragam tantangan dalam perjalanannya. Salah satunya adalah persaingan harga dengan desainer lain. Beragam pikiran yang
“Awalnya pada saat saya buka agak murah, agak miring dipikir orang saya mau menjatuhkan desainer lain. Pernah saya pameran: ‘kog kamu murah banget bukanya, loe mau jatuhin kita ya?’. Niat saya bukan menjatuhin lho, kalau memang mau mahal, ya, silahkan mahal. Kalau memang kamu nggak bisa mahal, kamu nggak usah takut kamu nggak bisa bikin,” tukasnya.
Kendati beragam komentar kerap menghujani Devina, namun prinsipnya tetap teguh bahwa ia tak perduli dengan apa kata orang lain. “Selama saya jalannya benner, saya nggak merugikan orang lain, saya nggak akan pernah peduli kata manusia. Saya hanya peduli kata Tuhan”.
Perjalanan panjang yang ditempuhnya dalam membangun Berkat Kebaya, menjadikannya sebagai salah satu desainer yang patut diperhitungkan dalam dunia fashion desainer khususnya desain kebaya. “Tujuan saya nomor satu menyemarakkan dunia fashion di Indonesia. Supaya Indonesia lebih berharga di mata dunia. Apalagi kebaya, yang tadinya nggak diakuin di dunia Internasional, tapi sekarang mulai banyak mancanegara mau pesan kebaya”.
Dalam menjalankan usahanya, Devina tetap berupaya melayani pelanggan tanpa memperhitungkan biaya. Ia mengaku akan berusaha memberi yang terbaik dari seberapa kemampuan biaya pelanggannya. “Dari awal saya punya motto: Seberapa kamu punya budget, saya akan berikan yang terbaik”.
Kendati Devina sudah mencicipi kesuksesan dalam hidupnya, namun sosok Tuhan tetap adalah sumber dari hikmat dan kreativitas yang dimilikinya dalam menghasilkan karya. Saat-saat kehidupan tampak sulit atau saat-saat kehilangan ide, Devina tetap mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. “Sosok Tuhan Yesus adalah suatu pribadi yang luar biasa, yang memang nggak bisa kita mengerti. Sometimes, apa yang kita inginkan nggak seperti yang Tuhan inginkan tapi yang saya percaya, yang Tuhan berikan itu pasti yang terbaik buat hidup kita. Karena rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan,” ungkap Devina.
Dan lewat Berkat Kebaya, Devina telah banyak memberkati orang lain. Harapan terbesarnya, adalah agar kehidupan keluarga dan pekerjaannya tetap dalam jalur yang benar.
Sumber : Devina Shanti