Bentrok antara anggota TNI dan Polri yang kemudian berujung kepada adu tembak dan perusakan di Batam menjadi pemandangan memprihatinkan mengingat kedua institusi tersebut seharusnya menjadi pengayom dan pemberi rasa aman bagi masyarakat bukan sebaliknya. Kondisi memprihatinkan ini mendapat perhatian serius dari Preside Joko Widodo dan terus melakukan pemantauan serta mengambil tindakan strategis untuk mengatasinya.
"Dipantau terus oleh presiden setahu saya interaksi kami sampai jam 01.30 WIB," demikian ungkap Sekretaris Kabinet Andi Widjayanto, Kamis (20/11).
Pada Rabu (19/11) malam, Preside Jokowi bahkan menelepon langsung Wakil Gubernur Kepri Suryo Repitiono yang hari itu berusaha melakukan mediasi antara kedua pihak yang bersitegang. Setelah itu Jokowi memanggil Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno agar segera dibuat langkah-langkah konkret untuk penyelesaian masalah. Selain memanggil Tedjo, Jokowi juga memerintahkan Pangdam dan Kapolri untuk segera pergi ke Batam.
"Kasad sudah di sana, Pangdam sudah di sana, Kapolri akan hadir hari ini. Presiden meminta solusi permanennya seperti apa," demikian tegas Andi.
Menanggapi bentrok kedua institusi ini, Menko Polhumkam mewakili pemerintah meminta maaf kepada masyarakat, dan berjanji akan segera menyelesaikan permasalahan dan mengembalikan rasa aman bagi masyarakat.
Bentrok antara TNI dan Polri yang berujung baku tembak dan tindakan pengrusakan markas Brimob ini, menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie diduga berawal dari gesekan anggota Brimob Polri dan TNI di rumah makan. Merasa tidak puas, sejumlah anggota TNI Batalion 134 Tuah Sakti pada Rabu pagi menyerang Mako Brimobda Kepri di Tembesi, Batam.