Dalam
suasana santai, JC bertanya secara terpisah kepada beberapa pedagang keliling seputar
demonstrasi yang diadakan setiap Jumat dan setuju tidak mereka jika Ahok resmi menjadi orang nomor satu di provinsi DKI Jakarta.
Berikut petikan hasil wawancaranya:
Jawaban Com (selanjutnya akan ditulis JC): Sudah berapa lama berdagang disini?
S, 65 tahun, pedagang roti: sekitar empat tahunan
A, 37 tahun, pedagang minuman seduh: sekitar dua tahunan
K, 52 tahun, pedagang air mineral: sejak zaman Gubernur Ali Sadikin.
JC: Tanggapan bapak mengenai demontrasi yang diadakan sejumlah ormas di sekitar Balai Kota setiap jumat?
S: Kalau saya biasa-biasa aja, gak usah ribut-ribut
A: Waktu ada kerusuhan, aku gak jualan.
K: Kalau menurut saya, ikut demo seperti itu salah, salah, cari penyakit. Demo itu yang wajar-wajar aja lah. Saya ini orang Gus Dur. Jangan omong, ‘kok Gubernur ini Kristen’, jangan bilang Kristen. DPR-MPR orang apa, muslim. Kenapa korupsinya tinggi. Liat negara-negara lain dong.
JC: Tapi, apakah bapak takut atau was-was dengan kehadiran para demonstran?
S: Gak takut, gak ngeri, biasa-biasa saja.
A: Ya, kadang ada rasa was-was. Ya, biasa, orang demonstran, ada yang emosi, kurang kendali.
K: Ngapain takut, biasa aja. Kalau bentrokan, saya mundur, kan ada keamanan.
JC: Bapak setuju tidak kalau Ahok dilantik dan resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta? Kalau iya mengapa?
S: Setuju karena adatnya baik
A: Kalau saya, siapa saja yang jadi Gubernur, sah-sah saja. Yang penting, menyejahterakan rakyat.
K: Ya setuju, yang penting bersih. Kan namanya pemerintah itu ya urusan dunia, bukan urusan akhirat. Kita semua manusia ini ciptaan Allah. Budha, Kristen, ciptaan Allah.
Sementara itu, kepastian Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta memang masih menjadi tanda tanya. Apakah mantan Bupati Belitung Timur tersebut akan dilantik DPRD menggantikan Jokowi? Kita lihat saja.
<!--[endif]-->--> Sumber : Jawaban.Com / bm